REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Daging kurban di Masjid Istiqlal, Jakarta, mulai tahun ini tidak lagi dibagikan langsung kepada para mustahik, melainkan akan disalurkan melalui sejumlah lembaga sosial dan tempat-tempat lainnya yang sudah disepakati oleh panitia.
Mekanisme baru ini mengubah tradisi pembagian daging kurban yang sudah diterapkan di masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut selama ini. Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Subandi mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, pembagian daging kurban di masjid ini biasanya menggunakan kupon.
Akibatnya, antrean masyarakat yang ingin kebagian daging pun selalu membludak, bahkan sempat pula terjadi kericuhan. “Namun, mulai tahun ini, pola pembagian semacam itu kami ubah untuk meningkatkan pelayanan yang prima,” ujarnya di Jakarta, Aahad (5/10).
Ia menjelaskan, panitia dari Masjid Istiqlal akan mengantarkan daging kurban ke masjid-masjid dan panti asuhan yang terdapat di sejumlah kecamatan di Jakarta Pusat. Antara lain, Kecamatan Sawah Besar, Gambir, Senen, dan Tanah Abang. “Selanjutnya, panitia yang ada di masing-masing tempat itulah nanti yang akan membagikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” imbuhnya.
Subandi memaparkan, pada Idul Adha kali ini, ada total 45 ekor sapi kurban yang dititipkan di Masjid Istiqlal. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 ekor di antaranya merupakan sumbangan dari masyarakat Muslim Turki.
Sementara, sisanya yang 15 ekor lagi berasal dari sumbangan sejumlah pejabat atau instansi negara seperti Presiden SBY (1 ekor), Wapres Boediono (1 ekor), Menteri Agama (1 ekor), dan Mabes TNI (1 ekor).
Ada pula beberapa nama dari Keluarga Cendana yang tercatat sebagai penyumbang sapi kurban lewat Masjid Istiqlal pada tahun ini. Antara lain, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut (1 ekor), Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto (1 ekor), dan Halimah Bambang Trihatmodjo (1 ekor). Selain sapi, kata Subandi lagi, juga ada 14 ekor kambing yang dititipkan di masjid ini.