Ahad 12 Oct 2014 13:40 WIB

Taman Kerap Dijadikan Tempat Mesum, Warga Diminta Bantu Pengawasan

Rep: c66 / Red: Hazliansyah
Petugas Suku DInas Pertamanan Jakarta Pusat merapikan daun kastuba yang sudah layu di Taman Kota Segitiga Boedi Utomo, Jakarta Pusat, Selasa (10/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas Suku DInas Pertamanan Jakarta Pusat merapikan daun kastuba yang sudah layu di Taman Kota Segitiga Boedi Utomo, Jakarta Pusat, Selasa (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan taman di Ibu Kota sangat dibutuhkan. Selain untuk menambah kesejukan karena menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH), taman juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan psikologis masyarakat ke arah positif.

Namun, seiring dengan keberadaannya yang memberi banyak manfaat, taman juga sering disalahfungsikan. Seperti yang diketahui, beberapa taman di malam hari kerap berubah fungsi bagi muda-mudi untuk berpacaran dan tak jarang berbuat asusila. 

Menanggapi hal ini, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta meminta warga setempat untuk meningkatkan pengawasan di taman-taman. Dengan pengawasan yang semakin ditingkatkan, fungsi taman tidak akan berubah dan tindakan melanggar asusila yang kerap ditemukan dapat diminimalisir dengan optimal.

"Kami menghimbau warga sekitar agar membantu mengawasi pelanggaran-pelanggaran yang kerap terjadi. Selain meresahkan, fungsi taman juga bisa berkurang karenanya," ujar kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar, Ahad (12/10). 

Salah satu taman yang diketahui sering dijadikan tempat melakukan tindakan asusila adalah Taman Catteleyang, Tomang, Jakarta Barat. Tidak hanya itu, Taman Rawa Badak di Koja, Jakarta Utara juga dilaporkan menjadi tempat berbuat tidak senonoh para muda-mudi. Bahkan, di Taman Tablo, di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara juga dijadikan tempat para Pekerja Seks Komersial (PSK) menjajakan diri.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui taman-taman di Ibu Kota sering dijadikan tempat berbuat tidak senonoh. Menurutnya, bantuan dari warga setempat memang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi hal tersebut.

Pria yang akrab disapa Ahok itu juga meminta agar masyarakat berperan serta dalam menjaga kebersihan di taman-taman. Ia berharap, seluruh warga dapat menikmati taman yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai sarana tumbuh kembang kehidupan.

"Masyarakat DKI Jakarta harus sama-sama menjaga dan melestarikan taman. Jadi, kita semua bisa menikmati dengan baik," ujar Ahok.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement