REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Pengguna jasa penyeberangan kapal feri Selat Sunda kecewa dengan layanan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP-IF) Cabang Bakauheni, Lampung karena antrean masuk kapal tetap panjang.
"Tarif kapal sudah naik dan mahal, tapi tidak diikuti dengan peningkatan pelayanan," kata Navian, penumpang mobil pribadi yang berangkat dari Lampung tujuan Jakarta, Selasa (14/10).
Tarif penyeberangan kapal di Perairan Selat Sunda memang naik sebesar 12 persen pada 15 September lalu. Saat ini untuk tarif penyeberangan kendaraan pribadi atau minibus, naik dari Rp 275 ribu menjadi Rp 320 ribu. Begitu juga untuk tarif golongan-golongan lainnya.
Pengguna jasa lainnya, Mahadi (38 tahun) mengatakan, bahwa dirinya sampai di Pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 23.00 Jumat (10/10), dan antre sekitar dua jam baru bisa masuk kapal.
"Kapal baru jalan sekitar pukul 02.00 WIB. Dan sampai di Pelabuhan Merak sekitar pukul 07.30 WIB. Jadi dibutuhkan waktu lima jam setengah untuk sampai ke Pelabuhan Merak," katanya.
Padahal, kata dia, sekarang tidak musim liburan atau lebaran, tapi anehnya penyeberangan bisa memakan waktu yang begitu lama. Biasanya paling lama dua setengah jam perjalanan.
Menurut Mahadi, mestinya pihak ASDP meningkatkan pelayanan lebih baik lagi. Jangan hanya bisanya menaikan tarif, tapi kualitas pelayanan tidak pernah dipikirkan.
"Jadi tidak ada bedanya bagi konsumen tarif naik dan tidak naik. Sebab pelayanan tidak berubah, tetapi justru makin jelek," lanjutnya.
Kekesalan yang sama juga dikatakan Mustopa (42). Akibat terlambatnya kapal sampai di Pelabuhan Merak. Otomatis menyebabkan jadwal acara yang sudah di susun jadi berantakan.
"Jam 09.00 saya mesti melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Surabaya. Namun sampai jam 07.00 wib, kapal belum juga sandar," ujar Mustopa yang berasal dari Palembang.