REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Polri akan terus mengusut kasus penjualan mi basah berformalin hingga ke hulu produksi.
"Komitmen kami akan lebih fokus ke hulu yaitu ke sarana produksi," kata Kepala BPOM, Roy Alexander Sparingga saat dihubungi Republika, Rabu (15/10).
Dalam menangani temuan kasus tersebut BPOM bersama Bareskrim Mabes Polri akan memperdalam kasus hingga terungkap. "Kami akan usut Siapa saja yang berada dijaringannya dan seperti apa mendistribusikannya," ujarnya.
Roy menjelaskan telah mengintruksikan seluruh Balai POM se-Indonesia untuk mengawasi adanya kemungkinan saranan produksi seperti yang ditemukan kemarin "Beberapa waktu lalu kami menuju ke pasar-pasar setiap pagi dan menelusuri sumber satu per satu diberbagai tempat," katanya.
Dia mengungkapkan di Bandung ada penemuan yang mengkhawatirkan sebanyak enam titik sebagai produsen besar yang menggunakan formalin."Gulungan mie sangat kenyal dan tidak lengket, tidak mudah rusak serta tahan lama tidak mengeluarkan bau tak wajar," jelasnya.
Sebelumnya BPOM dan Kepolisian berhasil mengeledah dua pabrik mie berformalin di Bojonggede dan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Sabtu (10/10). Menurut hasil pemantauan BPOM saat ini mie berformalin sudah sampai ke daerah Ibu Kota DKI Jakarta tepatnya di kawasan Jarkarta Selatan dan Jakarta Timur.
"Karena yang memasok cukup besar hingga enam ton per hari, ini sungguh sangat mengkhawatirkan. Maka kami mengajak masyarakat ikut melaporkan serta mengetahui jenis mie formalin seperti apa," jelasnya.