Sabtu 18 Oct 2014 23:16 WIB
100 Hari Terakhir SBY (bagian 1)

Berharap tak Ada Cacat di Ujung Pemerintahan SBY

Presiden SBY bersama Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono.
Foto: Reuters
Presiden SBY bersama Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID,  oleh: Esthi Maharani

Di sisa masa baktinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengupayakan agar pemerintahannya tak meninggalkan cacat.  Ia ingin meninggalkan kesan baik di mata public. Apalagi Presiden SBY menjadi satu-satunya presiden RI yang menyelesaikan masa baktinya selama dua periode.

Demi mencapai cita-citanya itu, Presiden SBY mengerem setiap kebijakan. Satu tahun terakhir masa pemerintahannya, ia terus mewanti-wanti agar para menteri bisa bekerja optimal tanpa keluar koridor. 

Tengok saja pernyataan SBY ketika menggelar rapat kabinet paripurna pada 11 Juli 2014 yang dihadiri seluruh menteri. Ia mengatakan punya harapan agar dalam 100 hari terakhir masa baktinya bisa meninggalkan pemerintahan yang kinerja, citra, dan budaya politik yang baik.

Dengan sisa waktu yang ada, SBY meminta para menteri lebih serius dan fokus bekerja. Apalagi dari evaluasi kinerja menteri beberapa bulan terakhir, ada 10 kementerian yang masih di bawah harapan. Dugaan SBY, mereka tak bisa membagi waktu antara kegiatan pemerintahan dan kegiatan politik.

 “Kalau memang tidak mungkin lagi mengurus kementeriannya atau bergerak ke sana kemari, saya persilakan mengundurkan diri,” katanya awal Juni lalu.

(Bersambung...)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement