REPUBLIKA.CO.ID, RAQA-- Koalisi pimpinan Amerika Serikat telah melancarkan lebih dari dua lusin serangan ke Suriah dan Irak, pada Jumat (17/10) dan Sabtu (18/10). Serangan tak hanya memukul markas-markas militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah tersebut, tapi juga infrastruktur minyak yang mereka kuasai.
Dilansir dari Ahram Online, militer AS melaporkan dari 15 serangan udara di Suriah 12 diantaranya ditujukan untuk menyerang dan menghancurkan ladang minyak yang dikuasai ISIS. Selama ini ISIS telah menguasai wilayah utara dan barat Irak serta timur Suriah, yang selama ini dikenal sebagai rumah bagi sebagian besar ladang mintak utama Suriah.
Para ahli mengatakan, ISIS telah memproduksi minyak sebanyak 3 juta dolar setiap harinya sebelum koalisi meluncurkan serangan ke Suriah.
Tujuh dari serangan AS di sebelah timur, Diban, berhasil menyerang tempat pengumpulan minyak mentah. Di tempat tersebut, berisi koleksi peralatan minyak mentah dan kilang minyak modular.
Satu dari lima serangan lain menyerang sasaran minyak di tenggara, Deir Ezzor. Serangan merusak sebuah kilang modular. Tiga serangan di Suriah menghantam dua markas ISIS di dekat Kobane dan kamp militer di Raqa.
Di Irak, lima serangan udara menyerang selatan dan barat Bayji. Serangan melanda dua markas ISIS, dan menghancurkan satu kendaraan bersenjata, senjata berat dan markas senapan mesin ISIS. Serangan juga menghancurkan sebuah bangunan dan tiga pos penjaga serta satu pos perlindungan ISIS.
Lima serangan lain melanda wilayah strategis dekat Dam Mosul. Peristiwa menghancurkan kendaraan dan merusak sebuah gedung yang ditempati oleh militan.