REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA-- Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengirimkan sebuah 'surat' kepada dunia. Dalam suratnya Johnson Sirlieaf mengatakan, dunia internasional memiliki andil dalam perang melawan ebola.
Dalam 'surat' yang disiarkan di BBC, ia mengatakan epidemi ebola merupakan penyakit yang tak mengenal batas wilayah. Setiap negara menurutnya harus melakukan apapun yang bisa dilakukan, untuk membantu memerangi ebola.
Presiden Johnson Sirleaf menambahkan, ebola berisiko menyebabkan bencana ekonomi bagi generasi muda Afrika Barat.
Dalam surat yang dibacakan di Program Newshour BBC, Wolrd Service, Johnson Sirleaf memulainya dengan kata-kata "Kepada Dunia yang Terhormat". Ia melanjutkan dengan mengatakan, perang melawan ebola memerlukan komitmen dari setiap negara yang memiliki kapasitas untuk membantu. Baik dengan dana darurat, obat-obatan maupun keahlian klinis.
"Kita semua memiliki kepentingan dalam perang melawan ebola. Ini merupakan tugas kita, sebagai warga negara global untuk mengirim pesan bahwa kita tak akan meninggalkan jutaan warga Afrika Barat untuk berjuang sendiri," katanya.
Ia mengatakan, bukan kebetulan ebola mendominasi tiga negara 'rapuh' di Afrika Barat. Tapi semua harus berjuang mengatasi efek dari wabah. Liberia tercatat memiliki 3.000 dokter yang memenuhi syarat pada perang saudara di akhir 80-an. Namun pada 2003, hanya tersisa tiga lusin dokter.
"Ebola bukan hanya masalah krisis kesehatan, tapi generasi muda Afrika Barat beresiko mengalami bencana ekonomu," ujar Johnson Sirleaf.
Wabah ebola selama ini telah menewaskan lebih dari 4.500 orang di seluruh Afrika Barat, termasuk 2.200 di Liberia. Sementara sumbangan internasional sejauh ini gagal mencapai target, yang diminta oleh badan-badan PBB dan organisasi bantuan.
Para donor telah memberikan dana hampir 400 juta dolar, untuk badan-badan PBB dan organisasi bantuan. Namun dana yang masuk masih jauh dari permintaan awal senilai 988 miliar dolar.