Senin 20 Oct 2014 23:15 WIB

Pengamat: Pidato Jokowi 'Rasa' Bung Karno

Rep: c09/ Red: Bilal Ramadhan
  Presiden Jokowi menyapa para pendukungnya pada Konser Salam 3 Jari di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (20/10) malam.   (Republika/Yasin Habibi)
Presiden Jokowi menyapa para pendukungnya pada Konser Salam 3 Jari di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (20/10) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Diakhir pidato kenegaraannya pada pascapelantikan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019, Joko Widodo (Jokowi) mengajak rakyat mengingat pesan Presiden pertama RI, Bung Karno, untuk membangun negara yang besar kuat, makmur dan damai.

Menurut pengamat politik UGM, Arie Sujito, Jokowi menjadikan Bung Karno sebagai inspirasi pribadi setelah ia resmi menjadi Presiden RI ke-7. Pesan Bung Karno yang dikatakan oleh Jokowi dalam pidatonya tidak hanya sebagai pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi juga bagi dirinya sendiri.

“Jokowi mengingatkan dirinya sendiri agar seperti Bung Karno yang bekerja untuk rakyat dan konstitusi, bukan untuk kepentingan pribadi,” ujar Arie, saat dihubungi Republika, Senin (20/10).

Arie menambahkan, dalam hal ini Jokowi merasa impian Bung Karno untuk mewujudkan cita-cita bangsa, belum terlaksana. Indonesia masih jauh dari kemakmuran dan kedamaian seperti apa yang diinginkan oleh Bapak Bangsa tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement