REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bulan September 2014 lalu telah dinyatakan sebagai bulan paling panas sejak tahun 1880. Menurut perhitungan suhu rata-rata di darat dan di laut, temperatur bumi berada dalam puncak panasnya. Pemerintah AS mengatakan ini adalah rekor baru sejak 134 tahun lalu.
//National Oceanic and Atmospheric Administration// mengatakan tak hanya bulan lalu, tren suhu panas terus berlanjut. Bulan September 2014 adalah bulan September ke-38 dengan suhu di atas rata-rata pada abad 20.
Bulan September tercatat sebagai bulan dengan rekor suhu terpanas. Suhu rata-rata di darat dan di laut mencapai 15,72 derajat Celcius, 0,72 derajat di atas rata-rata suhu abad 20.
''Dengan mengenyampingkan bulan Februari, ada empat bulan yang tercatat hangat, yaitu Mei, Juni, Agustus dan September,'' kata laporan NOAA, dikutip AFP.
Sebagian besar daratan di Bumi telah menghangat daripada suhu normal bulan lalu, kecuali wilayah Rusia tengah, area di timur dan utara Kanada, dan wilayah kecil di Namibia.
Suhu panas tercatat di sebagian besar wilayah barat laut Afrika, wilayah pantai di tenggara Amerika Selatan, tenggara Australia, sebagian negara Timur Tengah dan Asia Tenggara. Bulan lalu, suhu Australia lebih tinggi 2,03 derajat Celcius dari rata-rata tahun 1961-1990.
Kenaikan tersebut adalah urutan kelima tertinggi dalam bulan September sejak tahun 1910. Lebih jauh, Australia barat mencatat rekor terhangat lebih tinggi 2,75 derajat Celcius di atas rata-rata sejak 1980.
''Bulan September di Tasmania dilaporkan sebagai suhu tertinggi kedua, dan Victoria di peringkat ketujuh,'' tercapat dalam laporan NOAA. Sebagian besar Eropa juga lebih hangat dari biasanya di bulan Agustus, seperti di Norwegia, Jerman, Finlandia, Austria dan Prancis.
Laporan menyebutkan rekor suhu hangat terjadi di mayoritas laut basin, sebagian timur laut dan ekuator samudra Pasifik. Di laut Artik, es laut menyusut lebih banyak dan mencapai ukuran minimumnya yaitu 1,94 juta mil persegi atau lima juta km persegi.