REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Seorang anggota staf PBB di Sierra Leone dinyatakan tewas akibat terjangkit Ebola. Ia menjadi korban ketiga anggota staf yang tewas akibat virus mematikan ini.
Aljazeera melansir, dalam pernyataan resmi lembaga wanita PBB disebutkan, Edmund Bangura-Sesay, seorang pengemudi lokal di Sierra Leone dinyatakan tewas pada Sabtu. Dilaporkan, Bangura-Sesay telah dikarantina pada Selasa lalu setelah istrinya menunjukan sejumlah gejala.
Istrinya dilaporkan masih dalam perawatan dan PBB masih berupaya menjangkau warga yang melakukan kontak dengan Bangura-Sesay. Seorang pejabat medis PBB yang berasal dari Sudan sebelumnya juga dilaporkan tewas setelah menderita Ebola di Liberia.
Petugas sukarelawan kedua dari misi PBB UNMIL pun juga dilaporkan terkena virus tersebut. Hingga kini, lebih dari 4.500 orang dinyatakan tewas dan hampir 10 ribu orang yang terinfeksi mengalami gejala demam tinggi. Sebagian besar para korban itu berasal dari Afrika Barat.
Pada Senin, Amerika Serikat telah mengeluarkan aturan baru yang lebih ketat bagi para pekerja kesehatan yang merawat korban Ebola. Mereka meminta para tim medis untuk menggunakan pakaian pelindung yang benar-benar tertutup saat merawat pasien yang menderita Ebola.
Dalam aturan baru itu, para pekerja kesehatan Ebola menjalani pelatihan khusus dan menggunakan peralatan perlindungan untuk menghindari tertularnya penyakit ini. Pejabat kesehatan pun memperingatkan Ebola masih dapat meningkat dan menjadi ancaman global jika upaya pencegahan virus tidak ditingkatkan.