Rabu 22 Oct 2014 17:46 WIB

WHO Gelar Pertemuan Darurat Bahas Ebola

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Pemeriksaan ebola di bandar udara di Inggris
Foto: bbcindonesia
Pemeriksaan ebola di bandar udara di Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- WHO menggelar pertemuan darurat membahas epidemik Ebola. Pertemuan itu juga akan membahas upaya pengendalian virus di Afrika Barat sejauh ini.

Dilansir dari BBC, WHO menghadapi berbagai kritikan lantaran dinilai terlalu lambat menangani penyebaran virus itu. Dalam pertemuan yang digelar pada Rabu, komite darurat akan menilai apakah langkah pemeriksaan di perbatasan tersebut berhasil mencegah penyebaran Ebola. 

Aturan baru di AS mengharuskan para pendatang dari Liberia, Guinea, dan Sierra Leone agar melewati salah satu dari lima bandara negeri Paman Sam. Yakni O'Hare di Chicago, JFK, Newark, Washington's Dulles, atau Atlanta. 

Di bandara-bandara tersebut mereka akan menjalani pemeriksaan suhu badan. Sementara itu, jam malam juga diberlakukan di Sierra Leone setelah dua orang dilaporkan tewas ditembak dalam kerusuhan pada Selasa. 

Langkah-langkah keamanan terbaru ini dilakukan menyusul keprihatinan warga di AS akan bahaya penyebaran Ebola. 

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson mengatakan pemerintah berupaya bersama maskapai mengenalkan langkah pelarangan terbaru di AS agar dapat meminimalisasi gangguan. 

Dilaporkan, tidak ada jadwal penerbangan langsung dari Liberia, Sierra Leone, dan Guinea menuju AS. 

Johnson juga mengatakan para pejabat tengah berupaya mengidentifikasi sejumlah orang yang kemungkinan telah mengunjungi negara tersebut dalam 21 hari terakhir.

Wabah virus Ebola tercatat telah menewaskan lebih dari 4.500 orang yang sebagian besar berasal dari tiga negara terparah. Selain itu, sejumlah vaksin eksperimen mengobati Ebola diperkirakan akan segera tiba di Swiss. 

Meski pun begitu, vaksin yang telah lolos uji coba dan disetujui kemungkinan belum tersedia selama beberapa bulan atau tahun mendatang. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement