REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi Sistem Logistik dan Fasilitas Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erwin Raza mengatakan pembangunan tol laut dipastikan akan memakan waktu lama karena membutuhkan sejumlah komponen sarana pendukung.
Pembangunan tol laut sebagai program yang digadang-gadang oleh Presiden Joko Widodo sejak kampanye pemilihan umum presiden lalu paling tidak membutuhkan sejumlah komponen pendukung yakni pengembangan sarana dan prasarana multimoda; prasarana pelabuhan dan pendukungnya; sarana kapal; sistem pengembangan sumber daya manusia.
"Jadi tol laut itu tidak sederhana. Kita harus siapkan komponen-komponen utama itu," kata Erwin di konferensi Indonesia Transport, Supply Chain, and Logistics (ITSCL) 2014 di Jakarta, Rabu (29/10).
Menurut Erwin, meski masuk sebagai program prioritas pemerintah Jokowi dan sudah dibahas dalam rapat koordinasi dengan jajaran menteri, konsep tol laut masih belum jelas.
"Sampai sekarang kan belum jelas konsep tol laut itu seperti apa. Kami harap nanti Kemenko Kemaritiman bisa menginisiasi seperti apa konsepnya," katanya.
Selain konsep tol laut yang belum jelas, masih ada sejumlah tantangan dalam pembangunan jalur yang bertujuan untuk memperkuat sektor maritim Indonesia itu.
Salah satunya adalah bagaimana bisa mempersiapkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur laut agar terjadi perputaran ekonomi.
"Yang dikeluhkan teman-teman dari sektor pelayaran adalah mereka tidak bisa bolak-balik. Mereka mungkin bisa berangkat ke pelabuhan tujuan, tapi saat balik kosong. Tidak bawa muatan apa-apa," katanya.
Alternatif lain, lanjut Erwin, adalah dengan menyiapkan angkutan "feeder" (pengumpan) yang membawa muatan dalam jumlah kecil untuk dikumpulkan dan kemudian disalurkan.
"Kita tidak bisa paksakan ke pelaku usaha. Makanya kita harus bangun pusat pertumbuhan dulu. Menurut saya, tetap saja ini akan butuh waktu yang panjang," ujarnya.