REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sedikitnya 50 orang sastrawan dari sejumlah daerah di Indonesia dan utusan luar negeri, bertemu dalam Temu Sastrawan Nusantara Melayu di Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah di Padang, Jumat mengatakan, sudah sepatutnya kegiatan pertemuan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Padang tersebut dilaksanakan secara rutin, mengingat di dunia ada 500 juta orang Melayu.
"Meski banyak, namun eksistensi bangsa Melayu masih perlu diperkuat melalui bidang sastra dan budaya yakni dengan kegiatan ini," katanya.
Menurutnya, pertemuan tersebut sejalan dengan visi Kota Padang sebagai kota pendidikan, perdagangan, dan pariwisata untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan bermartabat.
Apalagi setelah dicanangkan Padang Kota Bersih pada 25 Oktober silam, yakni bersih dari sampah dan bersih dari maksiat.
"Sangat diharapkan peran sastrawan dan budayawan menyampaikan pesan tersebut kepada masyarakat melalui karya sastra," katanya.
Kepala Disbudpar Padang, Dian Fakri dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan, Temu Sastrawan itu digelar untuk menjalin silaturahmi sesama sastrawan khususnya penulis-penulis muda.
Sastrawan muda itu diharapkan menjadi penerus tongkat estafet bangsa dan mewarisi nilai-nilai budaya Melayu yang menjadi akar kebudayaan Indonesia, dan negeri-negeri serumpun Melayu lainnya.
Melalui Temu Sastrawan itu, katanya, digelar dialog kultural secara multi dan interdisiplin untuk mengevaluasi diri dalam menghadapi tantangan globalisasi ke depan.
Pertemuan sastrawan tersebut digelar sejak Kamis (30/10) hingga Sabtu (1/11) diisi dengan diskusi sastra bertopik, antara lain Pendidikan Sastra Anak Bangsa, Gerakan Publikasi Karya Sastra, Karya Sastra Pentas dan Film.