REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Intelijen Amerika Serikat (AS) dan kontraterorisme mengatakan kampanye militer yang dilakukan AS di Irak dan Suriah tidak dapat menghalangi lonjakan kedatangan pejuang asing yang bertekad membantu ISIS.
"Masuknya pejuang asing ke Suriah terus berlangsung dan jumlah total mereka (ISIS) diperkirakan akan terus meningkat," ujar seorang pejabat intelijen AS kepada The Washington Post, Senin (2/10).
Menurut Al Arabiya, diperkirakan sekitar 1.000 pejuang asing datang ke Suriah dan Irak dari berbagai negara di belahan dunia untuk membantu ISIS. Tren tersebut mengingatkan akan perang Afghanistan pada 1980-an.
Sebuah laporan PBB telah menyatakan bahwa fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Saat ini seluruh pejuang asing yang ada di tubuh ISIS diduga sudah mencapai angka 15.000. Ahli kontra terorisme menegaskan bahwa jumlah tersebut diyakini akan terus membengkak mengingat masifnya ajakan ISIS yang dapat dengan mudah ditemui di dunia maya.