Ahad 02 Nov 2014 20:01 WIB
Muktamar PPP

Pengamat: PPP Butuh Pimpinan Baru yang Netral

Rep: C16/ Red: Bayu Hermawan
 Mantan Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali meninggalkan Kantor Pusat PPP di Jakarta, Ahad (2/11). (Republika/Agung Supriyanto)
Mantan Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali meninggalkan Kantor Pusat PPP di Jakarta, Ahad (2/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum selesai. Saat ini dua kubu telah mempunyai ketua umum baru, yakni M Romarhurmuziy yang terpilih berdasarkan hasil muktamar di Surabaya, dan Djan Faridz yang terpilih dalam muktamar di Jakarta.

Pengamat politik Emrus Sihombing menilai keputusan kedua kubu PPP untuk memilih pemimpin sesuai versi masing-masing menunjukkan konflik personal antara pimpinan kedua kubu sebelumnya. Ia menyarankan agar kedua pimpinan baru PPP ini dapat bertemu untuk menemukan solusi atas konflik partai mereka.

"Kalau masih ada niatan untuk islah, kedua pimpinan baru ini harus difasilitasi untuk bertemu demi kepentingan partai" ujar Emrus saat dihubungi Republika, Ahad (2/11).

Emrus menilai belum adanya konflik secara personal diantara kedua pimpinan baru PPP seharusnya memungkinkan partai berlambang Ka'bah tersebut untuk dapat menyelesaikan konflik internalnya melalui islah.

Ia menambahkan jika pertemuan tersebut bisa dilakukan nantinya diharapkan dapat mengakomodasi kedua kepentingan kubu. Melalui pertemuan ini juga nantinya kedua belah pihak bisa menyepakati untuk menentukan tokoh pemimpin baru yang netral tidak berpihak.

"Pemilihan pimpinan baru melalui kesepakatan Romi dan Djan akan menjadi win-win solution bagi kedua belah kubu" tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement