REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Seni Budaya Muslim Nahdlatul Ulama (Lesbumi) berencana akan menggelar peringatan 11 tahun pengakuan UNESCO terhadap budaya wayang.
“Pengakuan dunia terhadap wayang akan diperingati berbagai kegiatan selama sebulan penuh di Yogyakarta nanti,” ujar Wakil Ketua Lesbumi, Jadul Maula kepada Republika, di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (3/10).
Launching acara peringatan tersebut telah dilakukan di sela-sela acara Musyawarah Nasional Alim Ulama yang diselengarakan di Gedung PBNU selama dua hari, 1-2 November lalu.
Menurut Jadul, pengakuan dunia terhadap wayang sebagai Adhikarya Pusaka Kemanusiaan Dunia perlu dirayakan. Sebab pengakuan tersebut berarti penghargaan dunia terhadap warisan kebudayaan Nusantara sejak zaman dulu.
Jadul juga berterima kasih terhadap perhatian pemerintah dalam menyukseskan acara tersebut. “Kita bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dan sudah mendapatkan dukungan penuh dari Gus Mus (KH. Mustofa Bisri),” ujar Jadul.
Jadul menjelaskan, rangkaian acara yang akan digelar di area Komplek Pondok Pesantren Kaliopak, Yogyakarta akan dimulai dengan dialog bertema, “Epos Mahabarata dan Lakon Wayang Jawa”. Dilanjutkan dengan seminar bertajuk “Wayang dan Kemanusiaan Nusantara”.
“Banyak acara menarik selama sebulan nanti. Puncaknya akan ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada tanggal 6 Desember,” ujar dia. Wayang kulit dengan dalang Ki Gondo Suharno akan mengangkat tema “Wahyu Cakraningrat”.
Dia berharap rangkaian peringatan ini dapat meningkatkan pengakuan dunia terhadap seni wayang. Sekaligus mengingkatkan minat masyarakat terutama kalangan muda untuk memahami sejarah Nusantara melalui wayang.