Rabu 05 Nov 2014 14:31 WIB

TNI Duga Ada Upaya Pembusukan Selat Malaka

Selat Malaka
Foto: .
Selat Malaka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus Keamanan Laut Armada Barat TNI AL mengindikasikan ada pihak asing berupaya merusak citra keamanan Selat Malaka dengan menebarkan isu dan tindak kejahatan di laut.

"Kondisi di Selat Malaka relatif aman, tapi ada indikasi upaya membuatnya tidak aman," kata Komandan Guskamla Armabar Laksamana Pertama TNI Harjo Susmoro usai rapat koordinasi pihak-pihak terkait di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Dugaan itu muncul dari lima perompakan dan pencurian di Selat Malaka selama empat bulan terakhir.

"Ada upaya perompakan pemindahan dari kapal tanker. Itu dicurigai sebagai permainan, 'by design'. Kapal dirompak karena kerja sama di dalam," kata dia.

Kapal-kapal asing itu umumnya berbendera Thailand yang dirompak di Selat Malaka. Namun, tidak seperti perompakan pada umumnya, tidak ada permintaan tebusan dan lain-lain.

Kapal berhasil diselamatkan dan dibawa ke Thailand. Namun, saat TNI AL hendak mengetahui perkembangan kasus itu, pihak berwenang Negeri Gajah Putih menyebutkan kasus sudah selesai.

"Dalam empat bulan, ada lima kejadian dengan modus yang sama," kata dia.

Ia menduga semua kejahatan itu sengaja direkayasa sebagai upaya membuat citra Selat Malaka buruk, sehingga kapal-kapal asing menghindari pelayaran melalui Selat Malaka dan memilih jalur lain.

Padahal, menurut dia kondisi keamanan selat terpadat itu relatif aman. Jika pun ada kejahatan, skalanya kecil. "Hanya untuk cari makan," kata dia.

Guskamla Armabar mengumpulkan seluruh pihak terkait di laut untuk memastikan keamanan selat malaka.

"Ayo sama-sama memanfaatkan rasa aman," kata dia.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam Yusfa Hendri meminta aparat keamanan untuk memastikan keamanan di laut.

"Karena wisman di Batam umumnya datang melalui transportasi laut. Tanpa kepastian keamanan, mereka akan takut datang ke Batam," kata dia.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement