REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dasarian kedua November 2014 ini wilayah Kota Yogyakarta diprediksikan mulai memasuki musim penghujan. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menghimbau masyarakat untuk mewaspadai berkembangbiaknya nyamuk aides aegepty atau nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD).
"Pada awal musim hujan, perkembangan nyamuk DBD cukup pesat karena akan banyak genangan dan hujan belum datang terus menerus," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Vita Yulia, Rabu (5/11).
Karena itulah, pihaknya gencar melakukan sosialisasi hidup bersih kepada masyarakat. Sosialisasi bukan hanya melalui siaran mobil keliling tetapi juga melalui pengeras suara di masjid-masjid perkampungan di Yogyakarta. Sosialisasi yang dilakukan terkait gerakan 3M yaitu mengubur barang bekas, menguras tampungan air dan menutup tempat air yang ada.
Sementara itu Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, sejak tahun 2013 lalu, kasus demam bedarah melonjak drastis dan sudah menjadi endemik. Hingga saat ini, hampir setiap bulan ditemui penderita demam berdarah dan total penderita sudah mencapai 300 orang. Saat musim hujan, rentan meledak karena nyamuk semakin mudah berkembang biak.
Karenanya kata dia, kewaspadaan terhadap ledakan demam berdarah itu harus ditunjukkan dengan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih. "Jangan beri ruang bagi nyamuk untuk berkembang biak. Apalagi ketika sudah turun hujan, harus diminimalisir potensi genangan," katanya.
Oleh karena itu, slogan 3 M harus menjadi salah satu gaya hidup masyarakat. Selain itu, mengenali akan tanda-tanda demam berdarah juga tak kalah penting.
Menurut Endang, dari hasil evaluasi ternyata masih banyak masyarakat yang menyepelekan tanda demam berdarah.
"Langkah paling awal adalah menghitung kapan mulainya panas atau demam. Jika pada hari keempat atau kelima, demamnya menurun drastis dan diikuti rasa dingin pada tangan dan kaki, maka harus segera dirawat intensif di rumah sakit," katanya.
Fase demam yang tiba-tiba turun dan disertai dingin pada tangan dan kaki,menurutnya merupakan fase kritis demam berdarah. Apalagi jika diikuti dengan mimisan atau keluar darah pada hidung serta tidak buang air kecil selama 6 jam, maka kondisi tersebut jangan pernah disepelekan.
Sementara aspek pencegahan selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat, ialah dengan banyak konsumsi air putih dan makanan bergizi. Sedangkan selama musim pancaroba, keluhan paling tinggi ialah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare.