REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD--Seorang ulama garis keras Pakistan mengajarkan ide jihad Taliban ala Usamah Bin Ladin kepada sekitar 5.000 anak-anak di sekolah-sekolah agama.
Bahkan ketika pemerintah Pakistan gencar melakukan perlawanan terhadap pasukan Taliban di utara barat Palestina, ulama itu tidak ada niat sedikit pun untuk menutup sekolah-sekolah tersebut.
"Kami mempunyai tujuan yang sama dengan Taliban, tapi kami tidak menawarkan pelatihan militer. Kami bekerja dengan pikiran. Sedang Taliban lebih pada tangan," kata pencetus sekolah tersebut, Abdul Aziz Ghazi pada BBC, Kamis (13/11).
Di sisi lain, Ghazi yang juga Imam Besar Masjid Islamabad ini mengakui, pihaknya mengajarkan tentang prinsip-prinsip jihad. Namun, ujarnya, setelah itu siswa dibebaskan bila mereka ingin mendapatkan juga pelatihan militer setelah mereka lulus.
“Kami tidak akan melarang mereka," tutur Ghazi.
Sekolah pertamanya didirikan setelah ayahnya, pergi bertemu Usamah Bin Ladin di Afghanistan. Sama seperti adiknya, Abdul Rashid Ghazi yang meninggal pada 10 Juni 2007 dalam operasi penangkapan Usamah, Ghazi selalu menganggap Osama sebagai pahlawan.
“Dia telah berdiri di atas Amerika dan dia menang. Dia adalah inspirasi dari misi sekolah," kata Ghazi.
Di salah satu sekolah tempatnya mengajar, salah satu perpustakaan diberi nama Bin Ladin untuk menghormatinya yang tewas dibunuh oleh US Navy Seals di Pakistan pada tahun 2011.
Ghazi, masjid dan sekolahnya, telah ada sejak 2007, ketika tentara Pakistan dikirim untuk mengepung masjid-masjid yang dianggap radikal. Peristiwa tersebut menewaskan 100 orang, termasuk sebagian besar para gerilyawan, serta adik, ibu dan anak Ghazi.
Ghazi dikenal dengan sebutan Burka Mullah setelah dirinya pernah tertangkap dan mencoba melarikan diri dengan mengenakan cadar wanita dan jubah sebagai atas penyamarannya.
Saat ini 3.000 anak perempuan dan 2.000 anak laki-laki belajar di sekolah itu.
Sementara silabus atau mata pelajarannya adalah kombinasi berbobot dari bacaan Alquran, bahasa Arab dan teologi.
Sementara Ilmu umum, matematika dan seni dipandang sebagai duniawi nyaris tidak diajarkan. Banyak dari buku-buku sekolah telah ditulis oleh Ghazi dan dicetak di ruangan pencetakan sekolahnya sendiri.
Kursus singkatnya selama 12 bulan. Tetapi siswa juga bisa mendaftarkan diri dalam program belajar delapan tahun dimana sekolah Imam akan memberikan gelar setelah lulus.
"Taliban dan Afghanistan berlari dengan sangat baik. Mereka menciptakan masyarakat yang adil yang akan membuat iri dunia," kata Abdullah (24) siswa yang akan lulus dari sekolah Imam tahun depan.