Kamis 13 Nov 2014 17:43 WIB

Lukman Harun, Sang Organisatoris Andal (1)

Lukman Harun.
Foto: Umm.ac.id/ca
Lukman Harun.

Oleh: Amri Amrullah      

Dia adalah Lukman Harun, sosok politikus, organisatoris, dan aktivis yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Kiprahnya sebagai aktivis Islam Internasional sudah teruji di beberapa kancah pertemuan antartokoh agama dunia.

Putra daerah Suliki (kini berada di Kabupaten Lima Puluh Kota) Sumatra Barat ini, dikenal memiliki keingingan dan kegigihan sejak kecil.

Putra dari keluarga asli Minangkabau ini lahir dan tumbuh dari orang tua yang masih memegang kuat prinsip adat dan agama. Sang ayah, Zaid, dan ibundanya, Kamsiah, adalah kedua figur yang berperan besar mengajarkan Islam kepada Lukman.

Zaid merupakan orang yang memiliki pendidikan agama yang tinggi dan luas serta sangat fasih berbahasa Arab.

Dalam beberapa memoar, ia sempat menceritakan kisah kecilnya menuntut ilmu selama masih di kampung halamannya. “Tiap hari saya jalan kaki 12 km,” katanya. Sorenya, ia masih harus belajar di madrasah dan mengaji di malam hari.

Semua itu ia lakukan setiap hari sembari membantu sang ayah bertani dan belajar di bangku SD di Limbanang. Selain mempelajari ilmu agama, sejak kecil ia telah tertarik dengan ilmu alam dan beberapa ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah dan ekonomi.

Lukman belia tercatat aktif di organisasi, ketika melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah Payakumbuh (1947) dan merantau di SMA Muhammadiyah Jakarta (1951).

Ketertarikan sosok kelahiran 6 Mei 1934 ini pada bisnis dan ekonomi, mengantarkannya untuk kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Nasional. Setelah lulus, Lukman aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia pun aktif sebagai dosen pengajar.

Lukman muda dikenal sebagai organisatoris yang sangat ulung. Ia membentuk Kesatuan Aksi Pengganyangan G30S/PKI, yang kemudian bernama Front Pancasila. Organisasi itu, ia dirikan ketika pecah peristiwa G30S/PKI pada 1965.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement