Jumat 14 Nov 2014 18:15 WIB
Ahok gubernur Jakarta

Ahok Belum Resmi Jadi Gubernur Jakarta? Lho Kok?

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: antara
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belum resmi menjadi Gubernur definitif DKI Jakarta, meskipun DPRD DKI Jakarta telah menggelar rapat paripurna mengenai pengunduran dirinya untuk mengisi kekosongan jabatan kepala daerah.

Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Dodi Riyadmadji mengatakan rapat paripurna yang digelar DPRD DKI Jakarta, Jumat siang merupakan pengumuman untuk mengusulkan Ahok, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur, menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Dalam Undang-undang Pemda (Nomor 23 Tahun 2014) diatur bagaimana rapat paripurna pengusulan itu diadakan, forum paripurna itu juga tidak tergantung pada kuorum karena bukan dalam agenda pengambilan keputusan," kata Dodi ditemui di Gedung Kemendagri Jakarta, Jumat.

Setelah melakukan rapat paripurna, DPRD DKI Jakarta kemudian harus mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo melalui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Surat tersebut berisi mengenai usulan bahwa Ahok akan mengisi kekosongan jabatan Gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan mantan gubernur Joko Widodo karena terpilih sebagai Presiden RI ke-tujuh.

Terkait pengisian jabatan Gubernur DKI, Dodi menjelaskan bahwa Ahok sebagai Wagub berhak menduduki posisi nomor satu di Provinsi DKI Jakarta tersebut. Hal itu seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.

Dalam Perppu tersebut memuat pasal 203 yang menyatakan bahwa dalam hal terjadi kekosongan jabatan Gubernur hasil pilkada berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemda, maka yang menggantikannya sampai dengan berakhir masa jabatan adalah Wakil Gubernur. Sehingga, lanjut Dodi, dalam hal ini pasal 173 di Perppu tersebut tidak dapat diterapkan.

"Kalau melihat Perppu Nomor 1 Tahun 2014, itu mengatur pelaksanaan pilkada untuk tahun 2015 yang pemilihannya tunggal yakni hanya memilih gubernur, bupati dan wali kota saja, tanpa wakil (non-paket). Sehingga tidak masuk akal kalau di kasus DKI Jakarta ini mengacu pada pasal 173," ujarnya, menegaskan.

Keabsahan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga 2017 berlaku setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keppres pengangkatan dan pelantikannya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement