REPUBLIKA.CO.ID, SEMENANJUNG SINAI -- Ansar Bayt al-Maqdis mengaku akan bertanggungjawab atas serangan bunuh diri yang terjadi bulan lalu. Kelompok yang telah berjanji setia kepada ISIS ini siap diadili atas peristiwa yang telah menewaskan 30 tentara.
Dilansir dari AFP, Sabtu (15/11) pengakuan tersebut tersebar setelah kelompok Ansar Bayt al-Maqdis memposting video di media sosial. Kelompok ini juga diduga sebagai pihak pertama yang menyebabkan pemberontakan bergolak di Semenanjung Sinai, Mesir.
Dalam video tersebut, kelompok ini menjanjikan akan melakukan serangan lebih lanjut terhadap pasukan keamanan. Kelompok ini juga mengatakan telah berbicara langsung kepada Presiden Abdel Fattah al-Sisi.
Kelompok ini mengaku telah menewaskan puluhan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan presiden Mohammad Mursi tahun lalu. Pada 24 Oktober, mereka telah melakukan serangan yang dianggap mematikan di Sinai Utara. Peristiwa mematikan itu terjadi setelah seorang militan menabrak pos pemeriksaan militer dengan mobil yang membawa bahan peledak.
Kelompok ini mengatakan, tindakan tersebut merupakan pembalasan atas tindakan keras terhadap para pendukung Islam. Ini terjadi setelah mundurnya Mursi dari kekuasaan.
Dalam satu tahun diperkirakan 1.400 orang telah tewas dalam tindakan keras itu. Sementara lebih dari 15.000 telah dipenjara dan ratusan dihukum mati.
Awal pekan ini, Ansar Bayt al-Maqdis berjanji setia kepada ISIS dalam upaya untuk meningkatkan perekrutan. Menurut Analis, mereka juga akan meningkatkan perjuangannya melawan tentara Mesir.