REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar, bertekad untuk terus mengembangkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam menjalankan pemerintahan. Karena, dari pengadaan barang melalui proses e-Procurement, Jabar bisa menghemat anggaran mencapai Rp 300 miliar per tahun.
''Dari e-Government yang kami lakukan, telah memberikan efisiensi serta dapat menghindari penyimpangan,'' ujar Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan kepada wartawan akhir pekan lalu.
Menurut Heryawan, dengan e-goverment pihaknya bisa memberikan pengawasan serta penghematan yang lebih baik. Salah satunya, menghemat anggaran karena lelang dilakukan secara elektronik. Pemprov Jabar, akan terus melakukan penyempurnaan dan perencanaan program-program e-Government. Sehingga, nantinya seluruh penyelenggaraan pemerintahan-baik provinsi maupun kabupaten/kota, serta pelayanan publik di Jabar dapat berbasis IT.
''Kami terus akan berkomitmen dalam menerapkan e-Government, di berbagai OPD yang ada telah menggunakan IT untuk pengganggaran atau e-Budgeting,'' katanya.
Untuk proses tender atau e-Procurement proyek pemerintahan, kata dia, sudah dilakukan sejak 2009 lalu. Jabar, berkomitmen dengan kelembagaan, regulasi, dan implementasi untuk menerapkan sistem ini. Berbagai OPD yang ada di Jabar sudah menggunakan IT. Terutama, dalam pengganggaran sudah e-Budgeting. Jadi dari mulai perencanannya sudah menggunakan IT tidak manual lagi. Kemudian, tenderingnya menggunakan IT lagi.
''Bahkan, Jabar paling lama menggunakan IT. Kalau tempat yang lain baru dimulai 2012, kami sudah mulai sejak 2009 yang lalu,'' katanya.
Terkait penerapan TIK ini, kata dia, Pemprov Jabar telah mendapatkan penghargaan 3 tahun berturut-turut. Bahkan, penerapan IT untuk proses tender atau e-Procurement Jabar merupakan yang terbaik selama lima tahun berturut-turut.
''Kami bahkan mendapat penghargaan dalam Pemeringkatan e-Government terbaik selama 3 tahun berturut-turut,'' katanya.