REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Hajriyanto Y Tohari menilai Partai Golkar tidak perlu beralih dari Koalisi Merah Putih (KMP) ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sebab, kata dia, hal itu bukan menjadi hal yang mendesak bagi Partai Golkar untuk dibahas dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).
"Tidak urgen," ujar Hajriyanto saat dihubungi Republika Jumat malam (14/11). Ia mengatakan, pemerintahan kini bisa berjalan tanpa Partai Golkar bergabung. Karena itu, menurut Hajriyanto, masuk atau tidaknya Partai Golkar tidak relevan lagi didiskusikan.
"Pemerintah sendiri tidak begitu berkepentingan pada Partai Golkar," terang mantan Wakil Ketua MPR Periode 2009-2014 itu. Ke depan, lanjut Hajriyanto, Partai Golkar harus fokus menyiapkan diri menghadapi Pemilu 2009. "Pemilu 2019 itu sangat penting," ucapnya.
Hajriyanto menuturkan, jaminan Partai Golkar sukses atau tidaknya dalam pemilu, tergantung figur pemimpinnya. Yaitu, Musyawarah Nasional Partai Golkar yang akan dilaksanakan Januari 2015 nanti harus memilih Ketua Umum yang bisa menahkodai partai ini.
"Dalam demokrasi langsung figur sangat diperhitungkan," katanya.