REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Anak-anak di Canberra memenuhi ruang pameran di Gedung Parlemen Lama. Aktivitas mereka sebagai bagian dari program baru yang memberi mereka kebebasan untuk bermain dan mengeksplorasi masalah hak asasi manusia.
Museum Demokrasi Australia (MoAD) menghabiskan waktu beberapa bulan untuk berdiskusi dengan anak-anak tentang kegiatan apa yang ingin mereka lakukan di sebuah ruang khusus, yang ditujukan bagi mereka. Hasilnya adalah, pameran bertajuk ‘Play Up’ di dalam museum dengan fokus pada hak asasi manusia, termasuk papan kapur dan dinding grafiti, di sepanjang ruang khusus yang besar dan penuh warna tersebut.
Peluncuran resmi pameran ini digelar 18 November dan bertepatan dengan 25 tahun penandatanganan Konvensi Hak Anak PBB.
Salah satu manajer di MoAD, Glenda Smith, mengatakan, pameran ini fokus pada hak anak untuk bermain dan dilakukan selama 18 bulan. “Pameran ini tentang anak-anak dan tentang hak mereka dan juga tentang suara mereka. Ini adalah saatnya bermain, menjadi berantakan dan kotor serta menikmatinya, ini kreatif dan menyenangkan,” tuturnya baru-baru ini.
Para seniman menggunakan tampilan audio-visual dan pintu yang terkunci untuk mengeksplorasi beberapa aspek konvensi itu terhadap anak-anak yang bermain di area khusus tersebut.
Glenda mengatakan, hal itu menantang anak-anak untuk merefleksikan hak mereka sendiri dan kemampuan mereka untuk berbicara demi kebaikan bersama. “Mereka punya hak-hak itu tapi juga harus bertanggung jawab terhadapnya. Jadi mereka mencari cara yang luar biasa untuk mengekspresikan diri mereka dan tanggung jawab yang menyertainya,” tutur Glenda.
Definisi ulang museum
UNICEF Australia bermitra dengan MoAD untuk membangun ruang khusus ini. Direktur UNICEF Australia, Norman Gillespie, mengatakan, ruang khusus ini menawarkan anak-anak sebuah peluang yang penting untuk didengar.
“Ini adalah sebuah definisi ulang dari museum. Ini bukan tempat di mana anda harus bersikap hormat dan tak menyentuh apapun. Semua yang ada di sini bisa disentuh dan dimainkan,” tutur Norman.
“Anak-anak pasti mengerti apa konsepnya dan ingin menggunakannya. Mereka sangat penasaran dan tahu banyak hal,” tambahnya.
Adele Louchart-Fletcher, 12 tahun, mengatakan, pameran ini adalah ruang yang special baginya.
“Terserah kamu untuk membayangkan apa yang akan dilakukan dengan barang-barang pemberian ini. Kamu benar-benar bisa membuat apapun yang kamu mau, rumah impian, sekolah impian, apapun,” ujarnya bersemangat.
MoAD telah menyediakan ruang ini khusus bagi arena pameran permanen untuk anak-anak. Museum ini juga mengungkapkan rencana mereka untuk memperbarui ruang ini setelah pertengahan 2015, dengan refleksi pada hak anak lainnya termasuk pendidikan dan tempat perlindungan.