Rabu 19 Nov 2014 12:52 WIB

Ahok Ancam Pejabat 'Nakal' di Lingkungan Pemda DKI

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengancam akan mencopot jabatan dan menjadikannya staf jika pejabat tetap 'nakal'.

"Jangan jual-jual nama saya gitu loh. Kalau tetap seperti itu copot saja pak. Saya 'stafin' semua lho kalau gitu semuanya," kata Ahok saat menghubungi Camat Jatinegara melalui telepon gengam dari depan ruangan Kantor Gubernur DKI, di Jakarta, Rabu.

Ia menegaskan agar para pejabat tidak 'menjual' namanya kepada warga karena pengukuran lahan yang dilakukan di kawasan Bidara Cina tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan sebelumnya.

"Pak, ini kenapa langsung disikat semua, kan saya bilang yang mau diukur itu yang kena supaya kita bisa bayar cepet. Kenapa sih lurahnya iseng banget. Seluruh RW 004 mau diukur semua ya ribut orang," tambahnya melalui telepon gengam.

Ahok mengatakan semua ini dilakukan agar proyek tersebut cepat selesai dan anggaran untuk ganti rugi terhadap warga pun agar dapat dilakukan dengan anggaran tahun ini. Kejadian tersebut dipicu saat dua anggota Tim 10 sebagai perwakilan Warga Bidara Cina mendatangi Ahok di Kantor Gubernur DKI.

Mereka khawatir pengukuran tanah yang akan dilakukan terkait pembangunan Sudetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT) tidak sesuai. Dalam pertemuannya dengan Ahok, Astriani salah satu anggota tersebut mengatakan bahwa lurah akan mengukur semua rumah.

Sementara menurut petunjuk Ahok sebelumnya, tidak perlu dilakukan pengukuran tersebut jika ganti rugi belum dilakukan dan sudah ada peta bidang. "Menurut amdal dan peta proyek, hanya RT 9 dan 10 yang dilintasi proyek. Tapi kenapa seluruh RW 04 akan diukur," katanya kepada Ahok.

Menanggapi hal tersebut Ahok menegaskan agar para pejabat tidak mengadu domba dirinya dengan warga yang karena terkena proyek dengan ikhlas rumahnya rela untuk dijual kepada pemerintah. "Jangan adu domba saya dengan warga yang ikhlas rumahnya dijual. Saya minta itu peta bidang dibuka kepada warga secara transparan," pungkas Ahok saat mengahkiri telephon.

Sebelumnya Ahok bersama rombongan mengunjungi beberapa lokasi untuk melihat persiapan dalam antisipasi penanganan banjir. Salah satunya ialah dengan mengunjungi warga Bidara Cina yang sebagian wilayahnya terkena jalur lintasan proyek pemerintah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement