REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada Ahad (23/11) Unpad kembali menggelar Olimpiade Olah Raga Tradisional (Ootrad) di kampus Unpad Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung dan kawasan Dago Car Free Day. Namun, pada gelaran tahun ke-7 yang merupakan kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke-57 Unpad ini akan menglami sedikit perubahan dibandingkan Ootrad sebelumnya.
“Ootrad elah rutin dilaksanakan sejak 2008 ini. Namun, untuk 2014 ini, akan mengalami sedikit perubahan dibanding Ootrad sebelumnya,” kata Humas Ootrad, Wati, Kamis (20/11).
Wati menyebutkan, materi yang akan dilombakan pada Ootrad ke-7 tahun 2014 ini meliputi
olahraga tradisional (perorangan) Sprint 2 x 25 meter; egrang (putra), balap karung (putri), nanggung suluh (putra), ngagandong jukut (putri).
Untuk lomba ini, kata Wati, akan dilaksanakan di satu tempat yaitu di area lapangan parkir utara Unpad, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung, dan diikuti oleh seluruh fakultas dan unit kerja. Adapun kriteria penilaian adalah saat pertandingan berlangsung, para bobotoh (suporter) wajib untuk memberikan dukungan terhadap atlet yang sedang bertanding, kreativitas dukungan inilah yang dinilai.
“Kemudian, sebagai tanda dukungan kemenangan atas tim-nya, pada saat selesai pertandingan, para bobotoh diperbolehkan memasuki lapangan pertandingan (akan diiringi musik),” katanya. Kedua hal tersebut akan dinilai, sesuai dengan ketentuan yang telah dijelaskan di poin bobotoh.
Selain melombakan permainan tradisional, juga ditampilkan kreativitas seni. Di antaranya, Aleut-aleutan (kelompok/20 oramg). Aleut-aleutan adalah pawai kontingen fakultas dan mahasiswa asing yang terdiri dari sivitas akademika fakultas dan para mahasiswa asing Unpad. Garis start Aleut-aleutan akan dimulai dari Kampus Unpad menuju kawasan Dago Car Free Day, menyusuri jalan Dago dan kembali lagi ke kampus Unpad.
Dikatakan Wati, aleut-aleutan bukan sekedar pawai biasa. Kata dia, setiap kontingen akan dinilai oleh tim juri. Oleh karena itu, pawai fakultas ini harus memiliki daya tarik. Seluruh peserta diwajibkan membuat konfigurasi gerak sambil berjalan yang terbagi menjadi dua jalur lintasan penilaian. Yaitu Pertigaan Jl. Teuku Umar & Jl. Ir. H. Djuanda s.d Jl. Ir. H. Djuanda No. 84-86, Ir. H. Djuanda No. 84-86 hingga Perempatan Jl. Cikapayang.
“Tema konfigurasi gerak, kostum, aksesoris dan properti tidak ditentukan panitia (bebas). Bisa bertema tradisional atau modern. Kriteria penilaian ini adalah kompak, meriah, semarak, heboh, dan menghibur,” katanya. Kegiatan lainnya adalah Rampak Gerak (kelompok/20 orang), Bobotoh Heboh (kelompok), dan Maskot Kahot (perorangan).