Sabtu 22 Nov 2014 16:53 WIB

Ilham Habibie: Anggaran Riset Harus Ditingkatkan

Ilham Habibie
Foto: Republika/Bambang Banguntopo
Ilham Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Presiden Direktur PT ILTHABI Rekatama (IR), Ilham Akbar Habibie mengatakan pemerintah harus meningkatkan anggaran untuk riset dan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sebab dengan Iptek bangsa Indonesia bisa meningkatkan produktivitas industri.

Ilham mengemukakan hal itu pada Seminar Nasional Teknoin 2014 dengan tema 'Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Berbasis Riset' di Fakultas Teknologi Informatika (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu (22/11). Peningkatan anggaran riset Iptek ini dimaksudkan untuk mengubah perekonomian Indonesia dari komparatif kepada perekonomian kompetitif.

"Ekonomi komparatif adalah ekonomi yang hanya mengandalkan hasil bumi dan ini tidak berkelanjutan. Sedang ekonomi kompetitif harus didukung riset dan teknologi, serta pengetahuan inovatif," kata Ilham yang juga putra mantan Presiden BJ Habibie.

Selama ini anggaran untuk riset di Indonesia masih berada di bawah angka satu persen dari Gross Domestik Product (GDP). Padahal idealnya anggaran riset sebesar satu persen dari GDP.

Lebih lanjut Ilham Habibie mengatakan merupakan hal yang urgen untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negeri Indonesia. Sebab Indonesia memiliki penduduk yang besar keempat di dunia merupakan aset, dan jangan sampai potensi ini jutru dinikmati negara lain.

"Sebagai contoh, produsen minyak terbesar dunia dalam satu tahun terakhir diduduki Amerika Serikat, menggeser Arab Saudi. Amerika menggunakan teknologi baru dalam pencarian minyak," katanya.

Selain teknologi, untuk membangun industri besar, perlu ada kerjasama Akademisi, Bisnis, Community dan Governance (ABCG) untuk membentuk Cluster. Apalagi satu bulan ke depan Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sehingga jalinan empat komponen bangsa (ABCG) harus dipererat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement