REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Joko Sadewo
Dan tentu saja ini akan punya implikasi sangat panjang dan pada akhirnya akan berbuntut pada pengakuan pemerintah atas siapa DPP Partai Golkar yang sah. Karena Ical juga tetap akan menyelenggarakan Munas IX Golkar di Bali pada 30 November 2014.
Kubu Ical pasti akan merasa lebih kuat karena mereka selenggarakan ditandangani Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham. Bahkan di kubu mereka juga ada Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Golkar Akbar Tandjung, serta ketua-ketua DPD I Golkar.
Sementara kubu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang Kartasasmita, Hajriyanto Tohari, dan Yorrys Raweyai (yang mendapat julukan 'Samurai Golkar') juga menyakini diri mereka kuat, karena rapat pleno DPP Golkar sudah mengambil alih dan memecat Ical maupun Idrus Marham. Jadi Ical dan Idrus dianggap sudah tidak berhak lagi mengatasnamakan ketua umum Golkar untuk menyelenggarakan Munas IX Partai Golkar. Mereka juga mengklaim didukung oleh DPD II Golkar yang jumlahnya lebih dari 400 DPD II. Jumlah yang lebih banyak dari DPD I Golkar yang hanya 34 DPD I saja.
Peta pertarungan ini tentu akan menjadi gambaran bahwa konflik Golkar sangat serius. Bahkan bisa jadi kondisi ini akan membuat terjadinya 'Perang Baratayudha' kubu Samurai Golkar melawan kubu Ical.
(bersambung)