Kamis 27 Nov 2014 07:01 WIB

Ribuan Warga Inggris Protes Ketidakadilan Rasial di AS

Kerusuhan Ferguson, AS
Foto: AP
Kerusuhan Ferguson, AS

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan warga Inggris menggelar aksi protes di luar kedutaan besar Amerika Serikat di London, Rabu Malam, Mereka bersimpati pada demonstrasi di seluruh AS atas pembunuhan seorang remaja kulit hitam oleh polisi kulit putih.

Keputusan untuk tidak menuntut petugas yang menembak mati pemuda kulit hitam tak bersenjata, Michael Brown, 18 tahun, di Ferguson, Missouri, memicu kemarahan dan kerusuhan yang berbasis rasial di kota-kota di seluruh Amerika Serikat pekan ini.

Para demonstran di London mengusung poster-poster bertuliskan "kehidupan kulit hitam itu masalah" dan meneriakkan "angkat tangan jangan tembak", slogan-slogan yang diadopsi oleh para pengunjuk rasa di AS.

Kerabat pemuda kulit hitam yang dibunuh oleh polisi di Inggris menyampaikan pidato di tengah kerumunan massa.

"Kita perlu mengirim pesan kepada keluarga Mike Brown," kata Carol Duggan, yang adalah bibi Mark Duggan, seorang pria kulit hitam 29 tahun yang ditembak polisi di 2011 yang juga diikuti oleh kerusuhan. "Kami merasakan sakit, kita tahu rasa sakit, kehilangan seseorang di tangan Polisi.

"Itulah sebabnya kita berdiri (di sini) dalam solidaritas dengan komunitas Ferguson. Saya merasa mereka adalah orang-orang yang sangat kuat dan berani."

Beberapa pengunjuk rasa membawa lilin, dan satu menit melakukan "keheningan" untuk menghormati mereka yang tewas oleh polisi di seluruh dunia. Marcia Rigg, adik Sean Rigg, seorang musisi hitam 40 tahun yang meninggal dalam tahanan polisi di London pada tahun 2008, mengatakan kepada kerumunan massa, bahwa dia tidak mendukung pembakaran dan penjarahan tetapi dia memahami kemarahan rakyat.

"Orang-orang di seluruh dunia memahami frustrasi dan kemarahan bahwa ketika orang yang kita cintai dibunuh di jalan-jalan," kata Rigg.

Lebih dari dua ribu prajurit Garda Nasional dikerahkan untuk mendukung polisi di Ferguson, pinggiran kota St. Louis yang berpenduduk 21.000 jiwa, setelah pembakaran dan penjarahan dalam aksi-aksi protes pekan ini.

Protes itu dilakukan setelah keputusan dewan juri bahwa polisi Darren Wilson bertindak untuk membela diri. Wilson mengatakan bahwa ia percaya ia bertindak tepat.

Setelah berjaga di kedutaan, ratusan pengunjuk rasa berbaris ke distrik perbelanjaan pusat kota London Oxford Street, di mana mereka menghentikan arus lalu lintas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement