REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Mesir membuka perbatasan Rafah pada Rabu (26/11) untuk pertama kalinya pada bulan ini. Pihak berwenang perbatasan mengatakan ribuan orang Palestina kembali ke Jalur Gaza pasca terbukanya perbatasan.
Duta besar Palestina untuk Mesir, Jamal Al Shubki mengonfirmasi pemimpin Mesir meminta perbatasan dibuka. Meski demikian jalur untuk keluar Gaza masih tertutup. Masyarakat Gaza tetap tidak bisa meninggalkan kawasan padat Mediterania itu.
Perbatasan Rafah ditutup pada 25 Oktober lalu ketika militan Islam Mesir menewaskan 33 anggota pasukan keamanan di Sinai. Penutupan ini membuat sekitar 6.000 orang Palestina terdampar di Mesir dan tiga negara lain. Sementara, mereka yang masih tertinggal di Gaza tertekan karena tidak bisa keluar. Padahal banyak yang butuh perawatan medis di Mesir.
Dikutip Reuters, televisi pemerintah Mesir mengatakan perbatasan dibuka selama dua hari. Direktur perbatasan Palestina, Nathmi Muhanna mengakan pada Ma'an News, aliran di perbatasan diperbolehkan sejak pukul 4 sore waktu setempat hingga pukul 7 malam pada Rabu dan pukul 7 pagi hingga 4 sore pada Kamis.
Tak sabar pulang ke rumah, ribuan warga Palestina mulai berlomba melintasi perbatasan secepatnya. Sekitar 2.500 orang menunggu terbukanya pintu. Ketika terbuka, mereka langsung menyerbunya. Mereka mengatakan waktu total 11 jam pembukaan perbatasan tidak akan cukup untuk ribuan orang melintas ke Gaza. Rafah adalah satu-satunya jalur utama perbatasan ke Jalur Gaza yang tidak dijaga Israel.
Gaza dikendalikan oleh kelompok militan Hamas yang memiliki ikatan erat dengan Ikhwanul Muslimin, pendukung presiden terguling, Mohammed Morsi. Hubungan Hamas dengan pemerintah Mesir saat ini masih cukup tegang.