REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Japan Foundation akan mengirimkan sejumlah penutur asli untuk mengajar Bahasa Jepang di sejumlah SMA dan SMK di Indonesia, khususnya Kabupaten Bandung melalui program Nihongo Partners.
Program yang akan berlangsung pada 2014-2020 itu merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan Indonesia dan Jepang di bidang pendidikan dan budaya.
Deputi Director Japanese Foundation, Hanzawa Shuici mengatakan, melalui program tersebut, pemerintah Jepang akan mengirimkan 3.000 penutur asli untuk mengajar bahasa Jepang di negara-negara Asia Tenggara. Sebanyak 2.000 di antaranya akan dikirim ke Indonesia.
"Para penutur asli ini nantinya akan menjadi mitra bagi guru-guru bahasa Jepang di sejumlah sekolah. Selain bahasa, mereka juga akan memperkenalkan budaya Jepang," katanya, di Kompleks Pemkab Bandung, Soreang, Kamis (27/11).
Dalam program tersebut, Hanzawa mengatakan, Indonesia mendapatkan porsi pengiriman penutur Jepang terbanyak.
Pasalnya, minat para siswa untuk belajar bahasa Jepang cukup tinggi. Melalui survey Japan Foundation, para pelajar di Indonesia menempati peringkat kedua setelah Cina untuk penguasaan bahasa Jepang.
Hanzawa menilai, minat belajar bahasa Jepang di wilayah Bandung Raya, termasuk Kabupaten Bandung pun cukup tinggi. Hal itu terlihat dari banyaknya sekolah yang membuka jurusan bahasa Jepang.
Oleh karenanya, Hanzawa berharap agar hubungan Indonesia dan Jepang lebih erat. Sebab, setelah menjalankan program itu, para penutur asli Jepang pun akan memperkenalkan budaya Indonesia di negaranya.
"Kami harap program ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, termasuk Kabupaten Bandung," ujarnya.
Bupati Bandung Dadang Naser menyambut baik tawaran program tersebut. Bahkan, dia meminta agar jumlah penutur Jepang yang dikirimkan ke Kabupaten Bandung lebih banyak dari daerah lainnya.
Menurut Bupati, program tersebut juga selaras dengan visi dan misi daerah, di antaranya untuk meningkatkan kualitas SDM. Selain itu, program tersebut juga diharapkan dapat menjadikan Kabupaten Bandung sebagai pusat budaya internasional.
"Kerja sama dengan berbagai negara sudah kami lakukan, seperti dengan Korea dan Australia. Sekarang ada Jepang yang menawarkan, jadi kami sambut dengan baik," katanya.
Dadang juga berharap agar kerja sama dari Jepang tak hanya di bidang pendidikan dan budaya, tetapi juga ekonomi. Harapannya, kerja sama tersebut mendorong daerah-daerah di Indonesia agar lebih sejahtera.
Di samping itu, kata Dadang, Indonesia dan Jepang memiliki latar belakang sejarah yang kuat. Dengan demikian, Jepang juga bertanggung jawab untuk mendorong Indonesia bisa setara dengan negara-negara maju.
"Untuk itu, kerja sama di bidang ekonomi dan bisnis ini sangat dibutuhkan. Kami harap ke depannya bisa dilakukan," ujarnya.