REPUBLIKA.CO.ID, KANO -- Sejumlah orang bersenjata meledakan tiga bom dan menembaki jamaah di masjid utama di kota terbesar Nigeria utara, Kano pada Jumat (28/11).
Dalam insiden tersebut, sedikitnya 81 orang tewas. Sejumlah saksi dan pejabat mengatakan kelompok militan Islam Boko Haram yang menyatakan bertanggung jawab atas insiden itu.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (29/11), ledakan dan serangan terjadi pada bangunan kuno saat shalat Dhuhur itu terkoordinasi dengan baik.
"Orang-orang ini telah membom masjid. Saya berhadapan langsung dengan orang-orang yang berteriak," kata seorang wartawan lokal, Chijjani Usman.
Masjid ini, terletak di sebelah istana Amir Kano. Kota ini juga merupakan tempat di Nigeria yang mempunyai penduduk terpadat.
Boko Haram adalah sebuah gerakan jihad Sunni yang memperjuang kembalinya kekhalifahan Islam seperti abad pertengahan, di Nigeria utara.
Sejauh ini, tak hanya masjid yang menjadi sasaran dari serangan kelompok militan ini. Gereja, sekolah, kantor polisi, pangkalan militer dan gedung-gedung pemerintah juga turut menjadi sasaran dari serangan kelompok ini.
"Setelah beberapa ledakan, mereka juga melepaskan tembakan. Saya tidak bisa mengatakan korban, karena kita bersama-sama melarikan diri," kata seorang anggota staf istana.
Setelah serangan tersebut, sejumlah pemuda yang marah, memblokir gerbang masjid saat polisi mencoba masuk. Akhirnya, para aparat terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.
Reuters mencoba mengunjungi dua kamar mayat dari korban serangan ini. Satu kamar berisi sekitar 20 mayat. Sisanya, sekitar 61 mayat berada di kamar lainnya.
Petugas medis rumah sakit setempat, Muhammad Ali menjelaskan, para korban tewas karena mengalami luka bakar serius dan luka-luka tembak.
Presiden Goodluck Jonathan mengatakan, pihak pemerintah tak akan mentolelir serangan ini. "Serangan ini sama dengan merenggut hak hidup setiap warga. Kami akan menyelidiki dan membawanya ke pengadilan," tambahnya.