Ahad 30 Nov 2014 14:51 WIB

Yusril: Presiden Itu Harus Konsisten Ucapannya

Yusril Ihza Mahendra (tengah).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Yusril Ihza Mahendra (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra menyarankan agar pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki juru bicara. Alasannya, agar penjelasan tidak simpang siur dan satu pintu.

Juru bicara itu bisa Menteri Sekretaris Negara atau Menteri Komunikasi dan Informasi. Menurutnya, pemerintah bisa menjelaskan apa yang sedang dilakukan lewat jubir.

"Ucapan Presiden itu adalah "sabdo pandito ratu" ucapan seseorang yg bijaksana, mumpuni dan dihormati," katanya lewat akun twitter pribadinya, Ahad (30/11).

Ia beranggapan penjelasan dan ucapan pemerintah terutama presiden harus konsisten. Dikhawatirkan, lama kelamaan kewibawaan presiden akan terkikis dan pupus.

"Karena itu Presiden harus konsisten dg ucapannya. Jangan mencla mencle, hari ini ngomong lain, besok lain lagi," tulisnya.

Kalaupun nantinya ada kebijakan yang terpaksa berubah karena situasi yang ikut berubah, maka hal tersebut tak menjadi masalah. Asanya, keputusan perubahan itu dijelaskan sebabnya.

"Dalam memberi penjelasan pemerintah harus bersikap lugas, jangan menyembunyikan sesuatu apalagi menutup2 i kesalahan dg bahasa tdk jelas,"

"Pemerintah yg jujur dan konsisten dlm ucapan dan perbuatan akan dicintai rakyat dan bertahan lama"

Ia pun menegaskan saran yang dituliskan dalam akun twitternya sudah disampaikan secara lisan kepada pemerintah Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement