REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua umum Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husni mengapresiasi keinginan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi untuk melakukan pembenahan di PSSI. Sayangnya, niat baik tersebut bisa membuat citra sepakbola Indonesia di mata dunia memburuk.
Djohar, melalui sambungan teleponnya mengatakan saat ini tengah melakukan pertemuan dengan presiden Federasi Sepakbola Asia (AFC) dan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Manila, Filipina untuk meluruskan hal tersebut. Ia mengatakan, pernyataan Nahrawi di berbagai media terkait PSSI mulai meresahkan PSSI di mata dunia.
"Kami memberi penjelasan agar hal ini jangan membuat citra Indonesia buruk dan hancur," ujar Djohar, Ahad (30/11).
Hal itu dikarenakan, PSSI yang merupakan organisasi non pemerintah (NGO) tidak boleh mendapat intervensi pemerintah lantaran tidak menggunakan uang negara sedikitpun. Seperti yang dialami Nepal dan Mongolia, dua negara tersebut, kata dia, mendapat skors oleh FIFA karena pemerintahan negara tersebut ikut campur tangan di organisasi pesepakbolaan negaranya.
"Jangan sampai kejadian yang dialami Nepal dan Mongolia dialami kita," ungkapnya.
Pemerintah boleh saja memberi masukan kepada PSSI, tapi tidak diperkenankan melakukan intervensi apapun. Apalagi pembekuan ataupun pembubaran. Djohar berharap, pemerintah dapat bertindak sesuai bagiannya untuk membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik.