Senin 01 Dec 2014 08:03 WIB

Irak Temukan 50 Ribu 'Tentara Hantu'

Rep: Gita Amanda/ Red: Bayu Hermawan
Pasukan Irak melawan gerakan ISIS
Foto: VOA
Pasukan Irak melawan gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengungkapkan adanya 50 ribu nama fiktif, dalam daftar gaji untuk pasukan negara. Haider menegaskan hal tersebut adalah bentuk korupsi, dan ia akan melakukan tindakan keras untuk menuntaskan hal tersebut.

Dilansir dari Aljazirah, Abadi mengatakan telah menemukan 50 ribu 'tentara hantu' dalam daftar gaji pasukan militernya. Jumlah tersebut menurutnya, setara dengan hampir empat divisi tentara penuh.

"Perdana Menteri mengungkapkan adanya 50 ribu nama fiktif di militer," ungkap pernyataan kantor Abadi, pada Ahad (30/11), setelah sesi parlemen.

Juru bicara Abadi, Rafid Jaboori, mengatakan dengan perhitungan menyeluruh selama proses pembayaran gaji terbaru.

"Ada dua jenis 'fadhaiyin'," kata seorang petugas yang berpengalaman dalam pasukan keamanan menggunakan kata yang secara harfiah diterjemahkan sebagai 'ruang pria' mengacu pada pembayaran tentara fiktif.

Jenis pertama, setiap petugas diperbolehkan, misalnya, memiliki lima penjaga. Dia akan memiliki dua dan mengirim tiga ke rumah dan menerima gaji mereka atau persentase yang disepakati.

"Kemudian yang kedua dan kelompok yang lebih besar di tingkat brigade. Seorang komandan biasanya memiliki 30, 40 atau lebih banyak tentara yang tinggal di rumah atau tidak ada sama sekali."  ujarnya kepada AFP

"Masalahnya adalah, untuk mempertahankan pekerjaannya sebagai komandan brigade, ia juga harus menyuap atasannya sendiri dengan sejumlah uang yang besar," katanya.

Petugas menjelaskan, dengan alasan ini ribuan tentara yang membelot atau tewas tahun ini di Irak jarang dipublikasikan. AS yang menduduki Irak selama delapan tahun, telah menghabiskan miliaran dolar untuk pelatihan dan melengkapi militer Irak.

Sejak menjabat sebagai perdana menteri pada September lalu, Abadi telah memecat dan mempensiunkan sejumlah komandan militer. Pernyataanya pada Ahad lalu, menunjukkan ia ingin memberantas korupsi dan patronase yang kerap terjadi di era pendahulunya, Naouri al-Maliki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement