REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim penyelamat menemukan dua jasad terbaru dari pencarian korban Kapal Nelayan Korea Selatan Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia 1 Desember lalu, Rabu (3/12). Dua korban ditemukan meninggal dan salah satu di antaranya diduga warga Negara Indonesia (WNI).
"Pagi ini kami menerima informasi terbaru, bahwa dua jenazah anak buah kapal temukan dan salah satunya kemungkinan besar adalah warga negara Indonesia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene dalam konferensi pers.
Ia mengatakan info tersebut memang belum bisa dipastikan namun Kemlu terus berusaha memperoleh informasi lengkap. Hingga saat ini, enam abk dari total 60 orang telah berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup dan tiga diantaranya merupakan WNI.
Upaya pencarian telah dilakukan sejak 1 Desember lalu. Dari upaya pencarian, satu orang asal Korsel ditemukan meninggal. Menurut Tene, upaya penyelamatan terus dilakukan hingga semua korban ditemukan.
Pencarian dilakukan atas kerjasama Rusia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
"Hingga saat ini belum banyak perkembangan karena ada kendala cuaca," kata Tene. Kondisi cuaca di perairan, tambahnya, sangat buruk, suhu dingin dan ombak cukup besar.
Saat ini tiga WNI yang selamat masih berada di kapal yang pencari korban. Tene mengaku belum mengetahui kondisi mereka hingga kapal bisa merapat ke pelabuhan. Menurutnya, Indonesia telah mengirimkan staf ke pelabuhan namun masih terkendala waktu.
"Perjalanan ke kota terdekat saja cukup sulit, penerbangan hanya dua minggu sekali," katanya. Tene berharap wakil Indonesia tersebut bisa tiba pada Rabu atau Kamis. Menurutnya, Kedutaan Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintahan terkait untuk mendapat informasi terbaru.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari telah melakukan kontak langsung dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan untuk memastikan kondisi WNI. Identitas mereka belum bisa dipastikan.
35 WNI yang bekerja di Oryong 501 adalah pekerja legal. Tene mengatakan Kemlu telah berkoordinasi dengan perusahaan yang memberangkatkan mereka dan mencari informasi lengkap.
"Kita berharap masih ada korban yang ditemukan selamat," kata Tene.