Kamis 04 Dec 2014 20:05 WIB

Kapal Oryong yang Tenggelam Sudah Berumur 36 Tahun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Pencarian korban kapal tenggelam (Ilustrasi)
Foto: Antara
Pencarian korban kapal tenggelam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Keluarga para pelaut asal Korea di kapal pukat Oryong 501 mengecam operator kapal. Mereka mengatakan para abk tidak sempat menyelamatkan diri karena operator lambat menginformasikan perintah evakuasi.

Mereka juga menganggap kapal sudah terlalu tua untuk beroperasi. Kapal seberat 1.753 ton itu sudah berusia 36 tahun dan dioperasikan oleh perusahaan perikanan Sajo Industries. ''Perusahaan perikanan terus melemparkan tanggung jawab dalam mengeluarkan perintah evakuasi pada kapten kapal,'' kata salah satu anggota keluarga abk asal Korea dikutip Korean Herald.

Menurutnya, kapten tidak bisa mengeluarkan perintah evakuasi sebelum operator memintanya. ''Jika ada masalah pada kapal, seharusnya mereka fokus menyelamatkan para pelaut dari kapal yang tenggelam,'' kata mereka.

Direktur Sajo Industries, Lim Chae-ok mengatakan perintah evakuasi tidak segera dikeluarkan karena awak kapal menganggap kapal bisa seimbang kembali. ''Kapten kapal membuat keputusan berdasarkan membaca situasi di perairan,'' kata dia.

Setelah kapal akhirnya tenggelam, tambah Lim, Sajo hendak mengirimkan kapal lain untuk menyelamatkan mereka namun terkendala gelombang tinggi di perairan. Presiden firma perikanan, Kim Jeong-su meminta maaf pada semua pihak.

Ia bersumpah akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan mereka yang hilang. ''Kami minta maaf pada keluarga para pelaut yang hilang dan semua pihak terkait,'' katanya.

Kapal Oryong 501 dibuat pada 1978 di Spanyol. Kapal ini dibeli oleh Sajo Industries pada 2010 dan telah direnovasi pada 2003. Berdasarkan data dari Asosiasi Perikanan Perairan Korea, hampir 90 persen kapal laut penangkap ikan laut dalam milik Korea berusia lebih dari 21 tahun. Pada 2013, sekitar 312 dari total 342 kapal laut berusia 21 tahun atau lebih.

Dilansir dari AP, upaya penyelamatan saat ini dilakukan atas kerjasama Rusia, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Helikopter penjaga pantai milik Rusia dan AS, juga setidaknya lima kapal dikerahkan untuk mencari korban hilang.

Kapal penyelamat AS, Munro juga telah tiba pada Kamis untuk membantu upaya pencarian. Oryong 501 meninggalkan Korea Selatan pada 10 Juli untuk menangkap ikan pollock yang digemari saat musim dingin di Korsel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement