Sabtu 06 Dec 2014 19:16 WIB

Aria Bima: DPR Tidak Maksimal Akibat Konflik Internal

Rep: Agus Raharjo/ Red: Erdy Nasrul
Aria Bima
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Aria Bima

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pidato masa sidang satu ketua DPR RI sudah dibacakan saat sidang paripurna, Jum'at (5/12). Dengan begitu, mulai Sabtu (6/12) Desember DPR memasuki masa reses hingga Januari. Politisi PDIP, Aria Bima menilai masa sidang satu DPR belum dapat maksimal. Terlebih jika dibandingkan dengan DPR RI periode lalu.

"Jauh, kalau dibanding periode lalu, saya kan sudah 3 periode ini," kata Aria Bima pada Republika.

Sidang pertama biasanya memang diisi dengan kegiatan yang lebih banyak bersifat internal. Pasalnya, di masa sidang satu, masih banyak wajah-wajah baru yang butuh pembelajaran terkait tugas dan fungsi anggota di masing-masing alat kelengkapan dewan (akd). Jadi kegiatan di masa sidang satu lebih banyak diisi dengan rapat dengan pendapat umum (RDPU), atau mengundang pakar untuk memberi masukan pada DPR terkait masalah-masalah tertentu.

Menurut Aria Bima, memang belum banyak keputusan yang diambil di masa sidang satu. Hal itu juga disebabkan biasanya mitra kerja DPR seperti kementerian juga masih menyusun roadmap kerja selama 5 tahun kedepan. Artinya, rapat kerja DPR dan pemerintah belum banyak digelar di masa sidang satu.

Kegiatan lebih banyak perkenalan antar anggota maupun mitra kerja. Ditanya soal banyaknya RDPU yang digelar di masa sidang satu, Aria Bima menegaskan jauh lebih banyak di periode sebelumnya. "Ya jauhlah, kalau dulu tidak ada konflik, sekarang ada," imbuh dia.

Konflik yang dimaksud Aria Bima ini adalah adanya dua kubu koalisi di DPR, Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Akibat konflik internal ini, pembuatan AKD di DPR sempat tertunda. Bahkan, DPR butuh merevisi Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) di pasal jumlah pimpinan AKD untuk mendamaikan kedua kubu koalisi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement