REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Steering Commite Munas ke-IX Partai Golkar kubu Agung Laksono, Indra J Piliang mengklaim munas yang digelar di Ancol lebih baik dari Munas di Bali.
Salah satu yang dibandingkan oleh Indra ialah netralitas dari panitia inti, terutama Steering Commite (SC) dan Organizing Commite (OC), antara Munas Bali dan Munas Ancol. Indra mengatakan panitia inti Munas Ancol dilarang untuk ikut-ikutan menjadi tim pemenangan calon ketua umum (Caketum) dan harus netral.
Tapi, ia menjelaskan bukan berarti para SC dan OC akan kehilangan hak pribadi. SC dan OC yang secara sembunyi-sembunyi mendukung salah satu caketum masih bisa ditolerir. "Yg malu2in itu kan kena rekam, spt di Bali, terang2an lg," tulis Indra melalui akun Twitter pribadinya @IndraJPiliang, Ahad (7/12).
Berbeda dengan Munas Bali yang hanya memiliki satu Caketum yaitu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Munas Ancol memiliki beberapa caketum. Indra menjelaskan tim-tim para Caketum ini duduk di meja-meja yang berdekatan dan saling rangkul.
Bahkan ada kejadian lucu di mana salah satu tim Caketum me-lobby tim Caketum lain, kemudian mereka saling tertawa. Mereka juga sama-sama menguping perolehan suara masing-masing yang nantinya akan diulang kembali.
"Suasana Munas itu ya kayak gini. Walau buru2, tp asyik. Kandidat bebas bertarung, tak perlu mikirin angpau," tulisnya lagi.
Indra juga menyatakan tim Airlangga Hartarto ikut bergerak menggalang suara. Ini berarti caketum yang semula dikabarkan ada tiga kandidat, yaitu Agung Laksono, Agus Gumiwang dan Priyo Budi Santoso, kini bertambah menjadi empat kandidat.
Ia juga mempersilahkan jika masih ada yang berminat untuk maju menjadi caketum di Munas Ancol asalkan orang tersebut telah aktif minimal 5 tahun sebagai pengurus. Tak ketinggalan, Indra pun menjelaskan alasan Munas tak dilaksanakan pada 2015.
"Partai Golkar bisa kehilangan otoritas, apabila Munas Ancol tdk diselenggarakan. Selanjutnya, silakan hukum yg bicara," terang Indra.