Selasa 09 Dec 2014 23:22 WIB

Pembangunan Kelautan Diharap Jadi Sektor Andalan

Sejumlah kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Jakarta, Jumat (5/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Sejumlah kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Jakarta, Jumat (5/9).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berharap pembangunan kelautan di masa mendatang menjadi sektor andalan dalam menopang perekonomian negara dan pemberdayaan masyarakat yang bergerak di sektor terkait.

"Indonesia memiliki potensi kelautan dan kebudayaan yang sangat besar dan berlimpah yang membentang dari Sabang sampai Merauke," kata?Deputi bidang Koordinasi Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Haswan Yunaz pada bedah buku "Laut dan Budaya" di Gedung Museum Nasional Jakarta, Selasa (9/12).

Dia menjelaskan, dalam pengelolaan sumber daya laut, berbagai komunitas masyarakat hidup dan menetap di sekitar kawasan laut guna memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya.

Berbagai masyarakat tersebut hidup dengan corak budaya yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi adat istiadat yang dianut.

Untuk itu, kata dia, agenda pembangunan ke depan adalah memperkuat jati diri sebagai bangsa maritim dengan membangun kemandirian bangsa melalui penguasaan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan maritim bagi kesejahteraan rakyat.

Dia juga mengatakan, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengapresiasi terbitnya buku "Laut dan Kebudayaan" untuk memberikan masukan bagi pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai bangsa maritim yang kuat. "Pemerintah mengapresiasi terbitnya buku ini," katanya.

Dia menjelaskan, pemerintah berharap melalui buku tersebut, ada suatu pemahaman utuh tentang kaitan antara laut dan kebudayaan.

"Tujuannya agar kita dapat mengelola laut dan budaya dengan lebih baik melalui masukan dan informasi dari buku tersebut, baik dari segi pengelolaan sumberdaya laut, ilmu dan teknologi perkapalan, kajian sastra, antropologi dan semangat bahari," katanya.

Dia menambahkan, Kemenko PMK berharap semua kementerian dan lembaga semakin memberikan perhatian besar pada bidang laut dan kebudayaan sehingga cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat terealisasi.

Sementara itu, buku berjudul "Laut dan Kebudayaan" tersebut ditulis oleh Mukhlis Paeni, Achmad Fediyani, Prof Dr Abdul Muis M.Sc, Martono Yuwono dan Arif Satria.

Pada buku tersebut terdapat pengantar dari Rokhmin Dahuri yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2001 - 2004.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement