Rabu 10 Dec 2014 09:32 WIB

PBB: Ebola Masih Menyebar di Sierra Leone Barat

Ebola
Foto: AP
Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Banyak petugas kesehatan asing diperlukan untuk membantu mengatasi epidemi Ebola, yang menyebar cepat di bagian barat Sierra Leone dan di dalam hutan pedalaman Guinea, kata seorang pejabat senior PBB, Selasa (9/10).

Korban tewas akibat wabah Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi 6.331 di tiga negara yang paling parah, dengan Sierra Leone menyalip Liberia sebagai negara dengan jumlah tertinggi kasus ini, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita tahu wabah masih menyala kuat di Sierra Leone Barat dan beberapa bagian di pedalaman Guinea. Kita tidak bisa beristirahat, kita harus masih bekerja," kata David Nabarro, utusan PBB khusus Ebola.

Makin banyak pusat pengobatan dibuka di Sierra Leone, tetapi mereka perlu tambahan staf yang terlatih, katanya dalam konferensi pers.

"Kami belum memiliki jumlah penuh pengobatan yang berfungsi pusat dan tempat-tempat di mana orang-orang yang sakit dapat dijauhkan dari orang lain," katanya.

"Kami mengantisipasi beberapa ratus tempat tidur akan mulai beroperasi dalam beberapa pekan ke depan, dan itu akan menyebabkan situasi menenangkan diri."

Virus mematikan itu menyebar terutama di Sierra Leone, ibu kota Freetown dan Pelabuhan Loko, di mana respon lebih serius diperlukan, kata Nabarro, seorang veteran ahli kesehatan masyarakat.

"Meskipun saya benci prediksi, saya setidaknya yakin bahwa kecuali sesuatu yang radikal yang salah kita akan melihat peningkatan ada (di Freetown). Ini sedikit seperti apa yang terjadi di Monrovia sekitar empat sampai enam pekan yang lalu, dan saya berpikir bahwa itu pasti akan tenang."

Kenaikan penyebaran Ebola di Sierra Leone barat mencerminkan fakta bahwa masyarakat adat yang dipimpin belum sepenuhnya menerima wabah dan mengambil tindakan untuk menghindari infeksi, katanya.

"Ada laporan-laporan yang datang melalui tempat di mana orang-orang yang sakit, tinggal di rumah, dan mungkin menginfeksi keluarga mereka."

Kedua "sangat mengganggu" di daerah bagian utara pedalaman Guinea, satu daerah yang dikenal sebagai Guinea Forestiere di mana epidemi dimulai hampir setahun lalu, kata Nabarro.

"Kami telah bekerja sangat erat dengan Mali untuk mencoba untuk membuat keyakinan bahwa kasus ini barangkali menyeberangi perbatasan yang mereka dapat tangani dengan sangat cepat."

Mali telah melaporkan delapan kasus Ebola, enam fatal, sampai saat ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement