Rabu 10 Dec 2014 14:20 WIB

ICMI: Masyarakat akan Nilai Kebijakan Anies Itu Aneh

Rep: c13/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah pelajar smp melakukan shalat tahajud
Foto: Dok. Republika
Sejumlah pelajar smp melakukan shalat tahajud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Perempuan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Welya Safitri menganggap kebijakan Anies Baswedan aneh. Menurut Welya, wacana Mendikbud Anies Baswedan untuk merevisi doa di sekolah akan menimbulkan gejolak dari masyarakat.

"Jelas masyarakat akan menilai kebijakan Anies itu aneh," ujar Welya saat dihubungi Republika Online (ROL) pada Rabu (10/12).

Menurutnya, masyarakat selama ini sudah terbiasa melakukan doa dengan secara Islam. Welya juga menganggap doa secara Islam sudah berlaku secara umum.Melihat keadaan seperti ini, Welya mengira masyarakat akan merasa aneh dengan kebijakan Anies.

Welya menjelaskan, selama ini konsep yang dipakai dunia termasuk Indonesia adalah kaum mayoritas menjadi pihak yang memegang kendali. Dalam hal ini, kaum minoritas memang harus mengikuti cara yang dilakukan kaum mayoritas.

Melihat kebijakan tersebut, Welya mengaku sangat disayangkan. "Masa minoritas mengalahkan mayoritas?" kata Welya.

Terkait kebijakan ini. Welya pun menjelakan tentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah-sekolah. Welya menyebutkan nasib minoritas Islam yang berada di sekolah Kristen. Menurutnya, kaum minoritas memang akan dipersilahkan untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing.

"Tapi tetap saja yang ditonjolkan dan digunakan sekolah tersebut adalah berdoa secara kristen," kata Welya.

 

Maka, Welya menilai suatu hal yang wajar jika di sekolah umum menggunakan doa secara Islam. Hal ini mengingat sebagian besar siswa-siswa tersebut menganut agama Islam. Menurutnya, sikap yang ini sudah cukup mewujudkan sikap toleransi dan keadilan.

 

Berkaitan dengan kebijakan Anies, Welya berharap Mendikbud tersebut agar meninjau ulang wacanannya tersebut. Welya khawatir kaum mayoritas akan bergejolak jika kebijakan itu tetap dijalankan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement