Rabu 10 Dec 2014 21:32 WIB

Ini Dia Tantangan Berat Bagi Dirjen Pajak Baru

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Sejumlah siswa membubuhkan tanda tangan Generasi Muda Peduli Pajak pada acara High School Tax Festival di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Sejumlah siswa membubuhkan tanda tangan Generasi Muda Peduli Pajak pada acara High School Tax Festival di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Dirjen Pajak yang nanti akan terpilih, dihadapkan pada permasalahan-permasalahan pajak yang terlanjur berat. Pengamat Ekonomi Maryati Abdullah mengungkapkan, ada beberapa poin yang akan menyambut Dirjen Pajak ke depan.

"Salah satunya adalah pencapaian tax ratio 16-17 persen, yang mana presiden minta tambahan penerimaan pajak sebesar Rp 600 triliun," jelasnya.

Tantangan lainnya adalah pelemahan ekonomi akan menekan penerimaan pajak tahun depan, reformasi kelembagaan (Badan Otoritas Penerimaan Negara), masifnya praktik tax advoidance dan tax evasion yang melibatkan kekuatan capital dan politik.

Ada lagi perbaikan tata kelola perpajakan dan regulasi yang tumpang tindih, tantangan terhadap mafia pajak, penguatan kerjasama perpajakan antar negara, dan koordinasi lintas sektor. "Antara KPK, Kejagung, Polri, Kementerian ESDM, OJK, PPATK, dan lainnya," jelas Maryati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement