REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, melalui Lembaga Pendidikan Maarif NU menyatakan tetap akan menggunakan Kurikulum 2013 sebagai acuan pembelajaran di lingkungan madrasah. Melalui surat edaran No 666/PP/SU/LPM-NU/XII/2014, LP Maarif mengntruksikan lembaga pendidikan di bawahnya untuk tetap menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013.
Dalam surat tersebut, ada empat alasan yang diutarakan LP Maarif NU, Pertama, Kurikulum 2013 dianggap lebih baik dari pada kurikulum 2006 sebelumnya. Sebab pada kurikulum 2013, siswa dirangsang untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar.
Kedua, kurikulum tersebut telah diterapkan selama tiga semester di kalangan LP Maarif NU, dengan semangat. Dia menggambarkan, sebagian besar guru madrasah telah bersusah payah dengan biaya sendiri untuk menghadiri sosialisasi kurikulum 2013 yang diadakan LP Maarif di beberapa lokasi.
Ketiga, LP Maarif menyarankan agar kekurangan di dalam Kurikulum 2013 cukup dievaluasi. Keempar, LP Maarif menyampaikan bahwa Kurikulum 2013 dirasa lebih baik untuk diterapkan di dalam lingkungan pendidikan LP Maarif yang berjumlah 6.221 lembaga.
“Kami secara substansial, ingin kurikulum 2013 diberlakukan secara penuh,” ujarnya.
Dalam pandangannya, konten 2006 terlalu memprioritaskan kemampuan kognitif saja, dan mengabaikan kemampuan aspek lain. Nah di kurikulum 2013, karakter dipentingkan.
Selain itu, kurikulum 2013 juga memperhatikan pendidikan karakter dan keaktifan siswa. Dalam sistem belajar kurikulum 2013, guru bukan satu-satunya elemen yang dituntut aktif, namun juga siswa diajak untuk pro-aktif dengan praktik-praktik pendidikan.
“Contohnya, dalam pelajaran berwudlu, siswa tidak hanya diberi pemahaman teoritik tatacara berwudlu. Namun siswa langsung wudlu diajak melakukan praktik berwudlu. Demikian pula dengan shalat dan praktek peribadatan lain,” pungkasnya.