REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas Xinjiang dilaporkan telah membebaskan seorang ahli bahasa Uighur sekaligus penyair Abduweli Ayup. Menurut Radio Free Asia, Jumat (12/12), dia dipenjara setelah berusaha membuka sekolah untuk mengajar anak-anak bahasa Turki di Xinjiang.
Ayup dibebaskan pada 27 November, dikutip dari New York Times, tiga bulan sebelum masa tahanannya selama 18 bulan berakhir. Pria yang pernah dua tahun mendapatkan beasiswa dari Ford Foundation di Amerika Serikat tersebut didakwa dengan mengumpulkan dana secara ilegal.
Dakwaan itu berasal dari penjualan madu dan kaos untuk membiayai sekolah bahasa Turki. Dua pengusaha yang didakwa bersama Ayup, Dilyar Obul dan Muhemmet Sidik masih dipenjara. Keduanya mengajukan banding.
Keluarga dan advokat hak asasi manusia mengatakan ketiga pria itu dihukum karena berusaha membuka sekolah untuk mengajarkan bahasa ibu (Turki) yang dipakai oleh suku Uighur.
Pemerintah Xinjiang secara agresif terus mempromosikan bahasa Mandarin, bahasa resmi Cina, sebagai upaya mempercepat asimilasi bagi sekitar 10 juta Uighur. Pejabat pengadilan di Urumqi belum bisa dimintai tanggapan.