Ahad 14 Dec 2014 17:30 WIB

Korban Longsor Banjarnegara Bertambah

BNPB
BNPB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban meninggal akibat bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, bertambah dari 20 orang menjadi 24 orang.

"Hingga hari Minggu (14/12) pukul 10.45 (WIB) ini telah ditemukan 24 orang tewas, sedangkan 84 orang masih dalam pencarian oleh tim gabungan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Sebelumnya, BNPB menyebutkan sebanyak 20 orang tewas, 88 warga belum ditemukan atau masih hilang dan 15 lainnya selamat dalam bencana longsor. Lima belas korban yang selamat terdiri dari 11 orang mengalami luka berat dan empat orang mengalami luka ringan.

Pencarian dan penyelamatan korban longsor terus dilakukan oleh tim gabungan. Adapun tim gabungan itu terdiri dari Tim Reaksi Cepat BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Basarnas, Palang Merah Indonesia (PMI), Taruna Siaga Bencana (Tagana), LSM, relawan dan masyarakat. "Hingga saat ini 84 orang yang hilang masih dalam pencarian. Lebih dari 2.000 personil tim gabungan melakukan pencarian korban di bagian atas dan bawah lokasi longsor," ujar Sutopo.

Pencarian para korban longsor tersebut dilakukan dengan alat berat. Kementerian Pekerjaan Umum mengerahkan 10 alat berat dan tujuh "dump truck" karena sejak Sabtu (13/12) beberapa material longsor telah menutup jalan. Sementara itu, Polri mengerahkan anjing pelacak dalam pencarian itu untuk menelusuri keberadaan para korban.

Data sementara yang dihimpun BNPB, jumlah pengungsi di Kecamatan Karangkobar mencapai 592 orang yang tersebar di 10 titik lokasi pengungsian, dan di Kecamatan Wanayasa terdapat 223 orang pengungsi. Selanjutnya, data sementara kerusakan akibat longsor di Karangkobar itu, antara lain 35 unit rumah rusak berat dan tertimbun, satu mesjid hilang akibat tertimbun, sungai tertutup longsoran hingga satu kilometer, delapan hektar sawah rusak, lima hektar kebun palawija rusak. "Selain itu, bayak hewan ternak yang mati, yaitu lima ekor sapi, 30 ekor kambing, 500 ekor ayam dan itik. Total kerugian dan kerusakan masih dalam penilaian," kata Sutopo.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement