REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar kini semakin melemah. Wapres Jusuf Kalla (JK) pun menilai kondisi ini memiliki sisi positif dan negatif.
Dilihat dari sisi positif, kata dia, melemahnya nilai rupiah dapat membuat barang ekspor menjadi lebih baik. Sedangkan, nilai negatifnya menyebabkan nilai impor jadi lebih mahal.
Meskipun begitu, kondisi ini tak menjadi masalah karena dapat mengurangi defisit transaksi berjalan. "Yang penting bukan harganya tapi stabilitasnya baik," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (15/12).
Nilai tukar rupiah saat ini merosot hingga level terendah sejak krisis perekonomian 2008. Sementara itu, Menteri Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan menguatnya nilai dolar AS ini bukanlah merupakan gejala spesifik Indonesia.
Sofyan mengatakan kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lainnya. "Orang mengatakan megatren, dolar itu pulang kampung. Karena ekonomi AS ternyata bagus sekali," jelas Sofyan.