Selasa 16 Dec 2014 13:53 WIB

Sosial Media Redakan Kemarahan Anti-Muslim

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslim Australia
Foto: Australiaplus
Muslim Australia

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seorang pakar anti-terorisme Australia mengatakan media sosial dapat membantu meredakan amarah yang saat ini sedang menyerang kalangan anti-muslim. Seperti, tagar #Illridewithyou yang muncul di Twitter saat kasus penyanderaan di kafe Lindt berlangsung.

Tori Johnson (34), dan seorang pengacara Sydney Katrina Dawson (38), Dilaporkan WAtoday Selasa (16/12), meninggal setelah tragedi penyanderaan selama 17 jam di Kafe Lindt, Martin Place. Untuk itu, komunitas muslim meletakkan sejumlah karangan bunga sebagai bentuk solidaritas mereka.

Anne Aly, seorang Muslim dan peneliti dari Universitas Curtin, mengatakan banyak orang saat ini memperoleh berita dan informasi melalui media sosial daripada media tradisional.

"Saya pikir kampanye di media sosial berbuat lebih banyak untuk mengubah persepsi masyarakat Muslim daripada pidato political dari Tony Abbott atau Bill Shorten," kata Anne.

"Saya sangat bangga dengan Australia karena telah mendukung para muslim melalui tagar #Illridewithyou," ungkap Anne menambahkan.

Tagar #Illridewithyou muncul setelah Brisbane Rachel Jacobs menggunggah tulisan bahwa ia melihat seorang wanita muslim yang hendak membuka jilbabnya.

Wanita tersebut membuka jilbabnya karena takut mendapat serangan dari para anti-muslim terkait penyanderaan yang diduga dilakukan militan Islam di Kafe Lindt.

Pascakejadian tersebut, virus tagar #Illridewithyou langsung menyebar dan berhasil mengumpulkan lebih dari 440 ribu tweet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement