REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai ide Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menjual gedung Kementerian BUMN akan berimplikasi kepada menurunnya citra politik bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebab, ide ini kata Ray akan mengesankan bahwa Jokowi meneruskan tren pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri.
“Rini harus perhatikan apek politiknya. Ini menjadi penilaian negatif bagi Jokowi. Kesannya seperti mengikuti tren yang pernah dilakukan ibu Mega menjual aset-aset berharga negara,” kata Ray kepada Republika Online, Kamis (18/12).
Ray tak menampik bahwa ide Rini menjual gedung Kementerian BUMN mempunyaim aspek positif untuk efisiensi pembiayaan. Biloa itu yang hendak dilakukan Rini, menurut Ray masih ada langkah lain yang dapat dilakukan selain dari cara menjual gedung.
Misalnya kata Ray, Kementerian BUMN dapat menyewakan bagian-bagian gedung yang tidak terpakai. Dengan uang sewa ini, maka akan dapat menambah pemasukan buat negara. Selain itu, gedung yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan itu juga bisa dimanfaatkan bagi lembaga-lembaga negara lain yang masih kekurangan kantor.
“Artinya ada kemungkinan cara lain yang bisa dipakai untuk mengotimalkan gedung itu,” ujar Ray.
Sebelummnya diberitakan bahwa menteri Rini Soemarno mempunyai gagasan untuk menjual gedung Kementerian BUMN karena alasan efisiensi pengeluaran biaya. Rini melihat, gedung yang terdiri dari 22 lantai itu terlalu besar untuk ditempati 260 orang pegawai. Ditambah dengan fisik yang sudah tua, menurut Rini akan membutuhkan biaya untuk perawatan gedung.